“Orang-orang menikmati minum Coca-Cola selama lebih dari 129 tahun. Seperti semua minuman ringan, minuman ini sangat aman dan dapat dinikmati sebagai bagian dari diet dan gaya hidup yang seimbang. Kami menyediakan pilihan cola untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda, termasuk pilihan yang lebih rendah gula, bebas gula dan bebas kafein."
Itu menurut pihak Coca-cola, dalam artikel yang sama, berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis kesehatan Wade Meredith, menjelaskan bahwa sekaleng Coca Cola 330ml mengandung banyak gula. Karena itu sejatinya setelah meminumnya kita akan muntah, tapi karena ada asam fosfat, hal itu tidak terjadi, dan kita bisa meminumnya.
Asal tahu saja, menurut Wade Meredith, setelah 40 menit mengonsumsinya, gula darah telah melonjak, pupil membesar, dan tekanan darah meningkat.
Tak hanya itu, tubuh mulai memproduksi lebih banyak dopamin, suatu neurotransmitter yang mengendalikan pusat kesenangan otak. Ini mirip dengan cara kerja heroin.
Tak lama kemudian kita ingin buang air kecil, dan mulai mengalami gangguan gula, mengantuk dan mudah tersinggung.
Hal senada dikemukakan oleh Animesh Jha dari Northern Alberta Institute of Technology, dalam sebuah diskusi online di quora.com.
Meskipun bukan dari latar belakang pendidikan kesehatan Animesh Jha cukup fasih menerangkan mengenai cola secara detail dari sudut pandang kesehatan.
Menurutnya, orang yang mengonsumsi minuman ringan seperti Coke mengalami peningkatan risiko serangan jantung dan stroke sebesar 48% dibandingkan dengan orang yang tidak minum soda sama sekali atau tidak meminumnya setiap hari.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Respirology mengungkapkan bahwa konsumsi minuman ringan juga berhubungan dengan gangguan paru-paru dan pernapasan termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Source | : | sajiansedap.grid.id,telegraph.co.uk,www.quora.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar