GridHEALTH.id - Mengeluarkan keringat berlebihan tentu membuat kita tak nyaman. Pakaian menjadi basah, kulit terasa lengket, bahkan menyebabkan bau badan.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang memengaruhi keringat sehingga menyebabkan bau badan ini.
Baca Juga: Empat Cara Alami Singkirkan Bau Badan Meski Berkeringat
Apalagi kita yang tinggal di negara tropis yang panas dan lembap maka normal bila kita mudah sekali berkeringat.
Selain itu asupan yang dikonsumsi tubuh pun ternyata berpengaruh pada produksi dan aroma keringat kita.
Menurut dr. Melyawati Hermawan, SpKK selaku dermatologis yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Jakarta (PERDOSKI JAYA), ada beberapa asupan pada tubuh yang memicu bisa meningkatnya metabolisme tubuh sehingga menyebabkan produksi keringat berlebih dan menimbulkan bau badan.
"Pertama kafein, kalo kita minum kopi berdebar-debar gitu kan ya. Nah, itu situasi yang bikin metabolisme meningkat," kata dokter Mely saat jumpa pers di acara "Dove Sensitive Deodorant Media Gathering" di Jakarta (11/7).
Baca Juga: Studi: 80% Anak Indonesia Kekurangan Omega 3, Ini Dampaknya Bagi Tumbuh Kembang
Ia menambahkan, zat nikotin dan alkohol juga bisa menyebabkan keringat berlebih sama halnya dengan kafein.
"Rokok juga ya, karena seperti nikotin itu kan merangsang pelepasan asetilkolin. Itu juga sama sistem kerjanya, merangsang terjadinya peningkatan denyut jantung, alkohol juga sama," sambungnya.
Selain ketiga zat tersebut, berikut lima makanan yang juga bisa menyebabkan bau badan :
Daging merah
Dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov, Tahun 2006, penelitian yang diterbitkan di Chemical Senses Republik Ceko mengumpulkan sampel keringat dari orang yang makan daging dan orang yang vegetarian.
Baca Juga: Hanya 5 Kali Gigit Setiap Makan, Cara Baru Turunkan Berat Badan
Kemudian, sekelompok wanita diminta untuk mengidentifikasi bau yang paling tidak enak atau tidak sedap.
Hasilnya adalah orang yang vegetarian ternyata memiliki bau badan yang lebih baik dan memikat daripada mereka yang pemakan daging.
Untuk mencegah potensi bau, sebaiknya kurangi asupan daging merah. Kita bisa menggantinya dengan makanan laut atau sayuran yang lebih sehat pula.
Kari
Rasa kari atau gulai ayam memang begitu nikmat. Namun, aroma rempah-rempah yang terdapat pada kari ternyata akan membuat ruang sendiri di dalam pori-pori kita.
Inilah yang kemudian memunculkan bau kurang sedap pada tubuh. Untuk mendapatkan aroma tubuh yang lebih segar akibat kari, kita bisa mencoba bibit aromatik dari kawanan jahe.
Bawang putih
Bumbu masak yang satu ini sudah diketahui sejak lama dapat menciptakan bau badan yang tidak sedap.
Hal ini dikarenakan bawang putih mengandung allicin, serta senyawa sulfur lainnya yang disebut allicin.
Allicin dengan cepat terurai setelah dikonsumsi dan mengubah zat lain yang menyebabkan bakteri bercampur dengan keringat, dan menghasilkan bau tak sedap yang kuat.
Jika masalah bau badan akibat bawang putih, kita dapat mengoleskan cuka putih atau sari buah apel pada ketiak.
Sayur asparagus
Sayur asparagus akan menyebabkan bau urine, karena senyawa sulfur mercaptan terurai di dalam sistem pencernaan.
Padahal tubuh tidak memiliki enzim untuk menghancurkan senyawa mercaptan.
Sayur asparagus bisa diganti dengan paprika panggang untuk dikonsumsi, sehingga tidak menimbulkan bau tak sedap.
Sayuran silang
Brokoli dan kubis termasuk dalam kategori sayuran silang.
Sayuran ini memang memberikan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan sel karsinogenik.
Namun, ternyata sayuran silang juga mengandung sulfur, sehingga bertanggung jawab atas bau badan yang tak sedap.
Mengonsumsi sayuran memang penting untuk kesehatan, kita bisa mengganti sayuran hijau lainnya jika ingin membatasi asupan brokoli dan kubis.
Baca Juga: 3 Kali Alami Kejang Saat Hadiri Acara Penting, Ini Penyebab Tubuh Kanselir Jerman Sering Bergetar
Jangan lupa, untuk sedikit mengurangi efek bau dari sayuran, sebelum benar-benar dimasak, rebuslah sayur sebentar. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,Bussines Insider |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar