GridHEALTH.id - Saat ini, suhu udara di Arab Saudi saat jemaah Indonesia datang untuk beribadah haji, sungguh panas.
Baca Juga: Musim Haji, Jemaah Indonesia Sering Dikritik Karena Enggan Pakai Alas Kaki, Padahal Ini Risikonya
Di siang hari, suhu udara bisa mencapai 44 derajat Celcius. Para jemaah haji pun disarankan untuk mengenakan alas kaki untuk melindungi kaki agar tak melepuh.
Sandal pun jadi pilihan untuk membantu menghindari udara panas sekaligus praktis karena mudah dilepas apabila hendak memasuki tempat suci, semisal mesjid.
Hanya saja, untuk perlindungan maksimal, Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa tak semua jenis sandal bisa dipakai jemaah haji.
"Sandal yang disediakan sesuai dengan rekomendasi medis, dan bukan sendal jepit," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc., dikutip dari Kompas Health.
Sandal ini terbuat dari plastik, tetapi tidak licin saat dikenakan. Sandal yang disediakan menyerupai bentuk selop dan bukan jepit.
Baca Juga: Cara Meghan Markle Gendong Archie Dikritik, Begini Cara Menggendong Bayi Di Bawah Usia 3 Bulan
Model sandal jepit tidak direkomendasikan. Secara anatomis, sela-sela jari kaki memiliki lapisan kulit yang tipis.
Sedangkan iklim di Arab Saudi membuat kulit mudah kering sehingga penggunaan sandal jepit berisiko menimbulkan iritasi atau luka pada kaki jamaah haji sehingga sulit untuk berjalan.
Baca Juga: Tempelkan Bawang Pada Telapak Kaki Menjelang Tidur, Lihat Dampaknya Bagi Tubuh
“Cuaca di Madinah cukup panas, jalanan menyengat. Jangan jalan tanpa alas kaki. Berakibat kaki melepuh,” tulis Kemenag RI, melalui Twitter.
Sandal merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) yang disiapkan Kemenkes pada penyelenggaraan haji 2019.
Penggunaan sandal menjadi upaya pengendalian faktor risiko terhadap bahaya cuaca panas. Selain sandal, APD lain yang disiapkan yakni, payung, kacamata, masker dan semprotan air.
Sementara itu, Koordinator Tim Promotif Preventif Dian Shinta berkata penggunaan sandal jepit biasa dapat menyebabkan kaki lecet. Sela-sela kaki mudah terluka akibat gesekan.
"Terutama bagi jemaah yang memiliki riwayat penyakit diabetes atau kencing manis sama sekali tidak diperkenankan menggunakan sendal jepit karena sifatnya yang terbuka, berisiko mendatangkan luka," kata Dian.
Baca Juga: Shandy Aulia Sering Lakukan USG Kehamilan, Berapa Kali Idealnya Melakukan USG Selama Hamil?
Sandal ini sebenarnya bisa didapatkan dengan mudah di sekitar Masjid Nabawi, namun untuk jemaah Indonesia, Kemenkes menyediakan sandal ini.
Kemenkes menyediakan sebanyak 204r ibu kantong plastik dan dibagikan bersama kacamata hitam dan payung. Kantong digunakan untuk membawa sandal saat masuk masjid.
Dian menjamin, petugas haji Indonesia terus bekerja maksimal melayani jamaah haji di tanah suci.
Baca Juga: Tak Bisa Tidur Kalau Tidak Memeluk Guling? Kebiasaan Ini Malah Sehat, Lo!
Salah satunya, untuk melindungi kaki jamaah dari teriknya panas, para petugas haji menyediakan sandal gratis di pintu keluar Masjid Nabawi, bagi jamaah yang kehilangan sandalnya.
Tetapi Dian mengingatkan sebaiknya jemaah haji membawa sendiri sandalnya dan tidak dititipkan ke jemaah lain. (*)
Source | : | kemenkes.go.id,kemenag.go.id,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar