GridHEALTH.id - Setelah kabar pindah agama, Salmafina Sunan sempat dikabarkan tak pulang ke rumah hingga berseteru dengan keluarganya.
Namun hal ini ditampik oleh anak sulung Sunan Kalijaga, kemarin, Selasa (16/7), Salmafina akhirnya merasakan kehangatan keluarga Sunan kembali.
Baca Juga: 5 Koboi 'Marlboro Man' Ini Meninggal dengan Gangguan Paru, Ini Kejamnya Tembakau Bernama Rokok
Kumpul keluarga kali ini diadakan di sebuah restoran, nampak pula Salmafina yang sedang menantikan kedatangan ayah dan ibunya ke ruangan tersebut.
Melalui unggahan story di akun Instagram-nya, Salmafina pun membagikan sebuah kebahagiaan yang tengah ia rasakan dari keluarga pengacara kondang itu.
Tak hanya kumpul keluarga, rupanya Salmafina juga mendapat sebuah kado dari sang ayah tercinta.
Ia pun menuliskan rasa terima kasih atas kado tersebut.
"Thanks ayah @sunan_kalijagash i need to stop some of my bad habit," tulisnya.
(Terima kasih ayah @sunan_kalijagash aku perlu menghentikan kebiasaan burukku)
Betapa perhatiannya sang ayah pada anak sulungnya yang akan berusia 20 tahun pada Agustus nanti, bahkan dalam hadiah tersebut terdapat coretan tulisan 'Alma' yang merupakan sapaan akrab Salmafina Sunan.
Hadiah tersebut diberikan Sunan Kalijaga bukan tanpa sebab, pasalnya, Salmafina dikabarkan memiliki kebiasaan merokok.
Oleh karena itu, ayahnya menggantikan gulungan tembakau itu dengan rokok elektrik atau sering dikenal dengan sebutan vape.
Rokok elektrik acap kali digadang-gadangkan dapat mengurangi kebiasaan buruk seseorang akan ketergantungan terhadap rokok tembakau.
Tak seperti rokok tembakau, rokok elektrik ini tak menimbulkan asap yang berbahaya bagi perokok dan orang disekitarnya.
Banyak yang menyebutkan bahwa rokok elektrik ini malah mengeluarkan emisi berupa uap air.
Menurut American Lung Association, komponen utama rokok elektrik adalah cairan yang terkandung dalam kartrid.
Cairan tersebut terbuat dari nikotin yang diekstraksi dari tembakau dan dicampur dengan basa (biasanya propilen glikol), dan mungkin juga ditambahkan perasa, pewarna, dan bahan kimia lainnya (seperti formaldehyde dan acrolein).
Namun jangan salah, walau dinilai lebih aman dari rokok tembakau, rokok elektrikpun memiliki bahaya tersendiri khususnya pada seorang di usia muda.
Baca Juga: Sama-sama Punya Bayi di Usia 73 Tahun, 2 Rocker Gaek Ini Masih Tokcer Membuahi Wanita
Dari laman E-Cigarettes and Young People, beberapa bahaya dari rokok elektrik bagi remaja adalah:
1. Risiko otak
Perlu diketahui, beberapa penelitian menyebutkan bahwa otak masih berkembang hingga usia 25 tahun.
Bagian otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan kontrol impuls belum sepenuhnya berkembang selama masa remaja.
Baca Juga: Blak-Blakan Mengenai Kondisi Kesehatan Dirinya, Agung Hercules Terbata-Bata, Mengapa?
Kaum muda lebih cenderung mengambil risiko dengan kesehatan dan keselamatan mereka, termasuk penggunaan nikotin dan obat-obatan lainnya.
Pemuda dan dewasa muda juga secara unik berisiko untuk efek jangka panjang, jangka panjang dari pemaparan otak mereka yang sedang berkembang terhadap nikotin.
Risiko-risiko ini termasuk kecanduan nikotin, gangguan suasana hati, dan penurunan kontrol impuls permanen.
Nikotin juga mengubah cara sinapsis terbentuk, yang dapat membahayakan bagian otak yang mengontrol perhatian dan pembelajaran.
2. Risiko perilaku
Penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja dan dewasa muda sangat terkait dengan penggunaan produk tembakau lainnya, seperti rokok biasa, cerutu, dan tembakau tanpa asap.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik terkait dengan penggunaan alkohol dan penggunaan zat lain, seperti ganja.
Bahkan produk-produk rokok elektrik tertentu dapat digunakan untuk diisi atau mengantarkan obat-obatan lain seperti ganja.
Baca Juga: Nikahi Bujang 56 Tahun Lebih Muda Darinya, Dokter Sarankan Nenek Rohaya Redam Keinginan Punya Anak
3. Kecanduan
Setiap kali memori baru diciptakan atau keterampilan baru dipelajari kaum muda, koneksi yang lebih kuat atau sinapsis dibangun di antara sel-sel otak.
Otak seseorang dui usia muda membangun sinapsis lebih cepat daripada otak orang dewasa.
Karena kecanduan adalah bentuk pembelajaran, remaja dapat lebih mudah kecanduan daripada orang dewasa.
Nikotin dalam rokok elektrik dan produk tembakau lainnya juga dapat membuat otak remaja menjadi kecanduan obat lain seperti kokain.
4. Kematian
Banyak orang berpendapat bahwa penggunaan rokok elektrik oleh kaum muda mungkin melindungi mereka dari penggunaan rokok. Tidak ada bukti untuk mendukung klaim ini.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja yang tidak merokok yang menggunakan rokok elektrik lebih mungkin untuk mencoba rokok konvensional di masa depan.
Bahkan di antara siswa sekolah menengah dan dewasa muda yang menggunakan dua atau lebih produk tembakau, mayoritas menggunakan rokok elektrik dan produk tembakau yang dibakar.
Baca Juga: Lepas Status Janda, Mantan Istri Tommy Kurniawan Lakukan Perawatan Jelang Pernikahan Kedua
Produk tembakau yang terbakar seperti rokok bertanggung jawab atas sebagian besar kematian dan penyakit yang berhubungan dengan tembakau di Amerika Serikat.
5. Ledakan baterai
Risiko lain untuk dipertimbangkan adalah baterai rokok elektrik yang rusak yang diketahui menyebabkan kebakaran dan ledakan, yang beberapa di antaranya mengakibatkan cedera serius.
Sebagian besar ledakan terjadi ketika baterai rokok elektrik sedang diisi.
6. Partikel lain yang membahayakan
Aerosol atau partikel dari rokok elektrik dapat mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk nikotin; partikel ultrafine yang dapat dihirup dalam-dalam ke paru-paru membumbui diacetyl tersebut, bahan kimia yang terkait dengan penyakit paru-paru serius; senyawa organik yang mudah menguap seperti benzena, yang ditemukan pada knalpot mobil; dan logam berat, seperti nikel, timah, dan timah.
Para ilmuwan masih bekerja untuk memahami lebih lengkap efek kesehatan dan dosis berbahaya dari konten rokok elektrik ketika mereka dipanaskan dan diubah menjadi aerosol, baik untuk pengguna aktif yang menghirup dari perangkat dan bagi mereka yang terpapar aerosol bekas.
Walau diberikan kado tersebut, sebaiknya Salmafina juga tetap mengurangi kebiasaan buruk merokok itu.
Pasalnya risikonya sangat mengerikan bagi kesehatan Salmafina yang baru akan menginjak 20 tahun.
Source | : | Instagram,lung.org,e-cigarettes.surgeongeneral.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar