Dalam studi tersebut, mereka hendak mengetahui risiko kesehatan dari seks yang tidak diinginkan.
Hasilnya, Blythe dan kawan-kawannya menemukan bahwa ternyata seks yang tidak diinginkan sudah merupakan fenomena yang umum terjadi dan itu dilakukan oleh pasangan mereka sendiri.
Banyak responden dalam studi tersebut mengaku mereka mengalami tekanan secara psikis jika tidak mengabulkan permintaan pasangannya.
Seks yang tidak diinginkan juga sejalan dengan meningkatnya infeksi yang muncul akibat seks. Artinya, seks yang tidak dikehendaki berbahaya bagi kesehatan reproduksi.
Oleh karena itu, meskipun seks merupakan elemen penting dalam suatu hubungan.
Ada baiknya wanita tidak hanya memaparkan alasan penolakan saja, tapi juga memaparkan risiko-risiko kesehatan reproduksi dan kesehatan jiwa yang mungkin terjadi jika wanita terpaksa berhubungan seks.
Disisi lain, pria juga harusnya dapat memahami alasan risiko-risiko kesehatan tersebut, sebab hubungan seksual yang baik adalah sama-sama mau. (*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,Tribunwow.com,semanticscholar.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar