GridHEALTH.id - Aksi Hotman Paris Hutapea kembali menuai banyak perhatian publik.
Setelah ramai menukangi kasus "ikan asin". kini pengacara kondang tersebut membongkar dugaan kasus pelecehan pramugari oleh direksi sebuah maskapai penerbangan.
Dilansir dari TribunWow.com, Selasa (16/7/2019), Hotman Paris mengungkapkan pramugari itu menangis saat menghubunginya dan mengaku dipaksa melayani bos atau direksi maskapai penerbangan jika mau terbang.
Baca Juga: Ada Saat Sperma Paling Aktif Bekerja, Waktunya Berhubungan Intim!
Cerita soal pramugari yang dipaksa melayani bos direksi penerbangan itu disampaikan Hotman pada akun Instagram pribadinya @hotmanparisofficial (16/7).
"Selamat siang, saya begitu tiba dari Kediri, telepon pertama yang saya terima di Bandara Cengkareng adalah tangis seorang pramugari," kata Hotman Paris saat berada dimobil mengawali ceritanya.
Hotman Paris kemudian mengungkap mekanisme penggajian pramugari yang bergantung pada jam terbang.
"Anda tahu? Pramugari itu gajinya dari jam terbang, kalau dia sering terbang maka dia akan dapat gaji penuh," ungkap Hotman Paris.
"Kalau dia banyak standby, maka ia hanya dapat uang yang sangat kecil," imbuhnya.
Hotman Paris kemudian mengungkap ada oknum direksi maskapai penerbangan swasta yang berusaha melecehkan pramugari, dengan meminta layanan di luar tugas penerbangan.
"Ternyata, oknum direksi dari suatu perusahaan penerbangan swasta, yang meminta 'kamu akan sering terbang kalau kamu mau dengan saya (melayani)'," kata Hotman Paris.
Hotman Paris menceritakan bahwa sang pramugari menolak permintaan sang direksi, hingga akhirnya dia tidak bisa terbang.
"Bahkan dengan berbagai rayuan, karena pramugari ini menolak, standby terus dia tidak pernah terbang, dan selalu di WA kalau mau temanin, ayo terbang, kejam," pungkasnya.
Perlu diketahui, melakukan seks yang tak diinginkan ternyata sangat berisiko bagi kesehatan tubuh dan jiwa wanita.
Mengutip dari ncbi.nlm.nih.gov, K.G Santhya bersama empat orang rekannya pernah melakukan sebuah penelitian untuk mengungkap risiko kesehatan dari masalah ini yang diberi judul “Consent and Coercion: Examining Unwanted Sex Among Married Young Women in India”.
Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara mendalam yang melibatkan 1.664 wanita muda yang sudah menikah di Gujarat dan Benggala Barat India.
Hasilnya, ditemukan bahwa sebanyak 12 % wanita yang telah menikah mengaku sering melakukan hubungan intim yang tidak diinginkan, sedangkan 32 % mengalami kondisi tersebut sesekali.
Lebih lanjut, para wanita itu kemudian mengungkapkan apa yang mereka rasakan ketika melakukan hubungan intim saat mereka tidak menginginkannya.
Ternyata, para wanita tersebut mengaku bahwa hubungan intim yang tidak diinginkan itu menimbulkan rasa sakit pada Miss V.
Seorang wanita bahkan mengatakan, setelah dipaksa suaminya untuk berhubungan intim, ia kerap merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil dan juga sakit kepala.
Tapi, sayangnya, ketika ia menyampaikan alasan penolakannya tersebut ke sang suami, suaminya justru marah.
Itulah sebabnya sang responden terpaksa tetap menuruti hasrat seksual suaminya.
Selain itu, sebuah penelitian yang pernah dilakukan juga mengungkapkan wanita yang melakukan seks yang tidak diinginkan dapat mengganggu kondisi psikisnya.
Baca Juga: Latihan Ini Kunci Agung Hercules Taklukan Kanker Otak Stadium 4, Manfaatnya Bagus Sekali
Hal itu diungkap sebuah studi yang dilakukan oleh Margaret J. Blythe bersama empat rekannya yang diberi judul “Incidence and Correlate of Unwanted Sex in Relationship of Middle and Late Adolescent Women,” dikutip dari semanticscholar.org.
Studi ini dilakukan dengan metode wawancara secara langsung selama tiga bulan terhadap 279 orang remaja perempuan berusia 14 hingga 17 tahun yang pernah berhubungan intim.
Dalam studi tersebut, mereka hendak mengetahui risiko kesehatan dari seks yang tidak diinginkan.
Hasilnya, Blythe dan kawan-kawannya menemukan bahwa ternyata seks yang tidak diinginkan sudah merupakan fenomena yang umum terjadi dan itu dilakukan oleh pasangan mereka sendiri.
Banyak responden dalam studi tersebut mengaku mereka mengalami tekanan secara psikis jika tidak mengabulkan permintaan pasangannya.
Seks yang tidak diinginkan juga sejalan dengan meningkatnya infeksi yang muncul akibat seks. Artinya, seks yang tidak dikehendaki berbahaya bagi kesehatan reproduksi.
Oleh karena itu, meskipun seks merupakan elemen penting dalam suatu hubungan.
Ada baiknya wanita tidak hanya memaparkan alasan penolakan saja, tapi juga memaparkan risiko-risiko kesehatan reproduksi dan kesehatan jiwa yang mungkin terjadi jika wanita terpaksa berhubungan seks.
Disisi lain, pria juga harusnya dapat memahami alasan risiko-risiko kesehatan tersebut, sebab hubungan seksual yang baik adalah sama-sama mau. (*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,Tribunwow.com,semanticscholar.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar