GridHEALTH.id - Pemeriksaan tahunan atau general check up sering dilakukan para pria dan wanita yang sudah berusia di atas 40 tahun.
Baca Juga: Setiap 3 Detik, 1 Orang Alami Demensia, Ini Cara Menjaga Otak Sehat
Kebiasaan ini bagus, namun sering kali melupakan pemeriksaan di bagian otak, mengingat seiring usia, tidak hanya tubuh saja, namun otak manusia juga bakal bertambah tua.
Pada orang tua, hal ini bisa menyebabkan penyakit seperti alzheimer dan demensia sehingga penting dilakukan medical checkup untuk mendeteksi penyakit kerusakan otak.
"Dalam konteks penuaan di otak, setiap orang saat usia 40 tahun atau lebih muda, sebaiknya sudah pernah melakukan medical check-up untuk mengecek faktor risiko termasuk deteksi dini kerusakan otak," kata dokter spesialis saraf Yuda Turana seperti dikutip dari merdeka.com
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Atma Jaya Jakarta pada 2016, tes pemeriksaan saraf penciuman dapat mendeteksi tanda awal proses penuaan di otak yang berisiko demensia.
"Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan aroma yang familiar dengan kondisi Indonesia.
Baca Juga: WHO Temukan Banyak Makanan Bayi Mengandung Banyak Gula dan Pemanis Buatan
Bila pasien tidak mampu mengidentifikasi jenis aroma (kecuali saat pilek atau gangguan hidung lainnya) maka kemungkinan besar pasien menderita demensia", jelas Yuda.
Selain itu, pemeriksaan MRI otak, pemeriksaan kognitif, pemeriksaan olfaktorius dapat digunakan untuk memeriksa gejala dari demensia.
Baca Juga: Nunung Akui Lari Ke Narkoba Karena Derita Depresi Psikosomatis, Benarkah Sulit Sembuh?
Sampai sekarang demensia belum ada obatnya. Maka dari itu, kata Yuda, penting melakukan deteksi dini untuk memperlambat atau mencegah penyakit demensia dengan melakukan medical check up.
Yuda juga mendorong masyarakat untuk menginvestasikan otak mulai dari usia dini. Jangan menunggu saat tua nanti.
Investasi kesehatan otak bukan dilakukan pada usia 50 tahun atau sejak kecil, tetapi sejak manusia dalam kandungan.
"Jika seorang ibu misalnya perokok, biasanya akan menjadi prediksi bahwa anaknya nanti akan tidak produktif dan ketika tua nanti akan pikun" tandasnya.
Baca Juga: Penyebab Keloid Muncul di Kulit, Bukan Karena Bakteri Atau Digaruk
Asal tahu saja, banyak sekali gangguan dan penyakit yang bisa berefek buruk bagi kesehatan otak, sekaligus memengaruhi kemampuan otak.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar otak tetap sehat dan berfungsi optima;
1. Cukupi kebutuhan nutrisi otak
Lindungi otak dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas dengan makanan yang mengandung antioksidan, omega-3, asam folat, dan vitamin B6 juga vitamin B12.
2. Jangan rusak dengan asap rokok
Segera hentikan mengisap rokok karena merokok membuat bagian penting dari otak, yaitu bagian korteks, rentan mengalami penipisan.
Korteks merupakan bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengingat, bahasa, dan persepsi.
Selain itu, rokok juga bertanggung jawab terhadap beberapa penyakit terkait otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan demensia.
3. Olahraga teratur
Olahraga dapat memperbaiki kinerja pembuluh darah kecil dalam mengantarkan darah yang kaya oksigen menuju otak.
Pertumbuhan sel baru dan hubungan antarsaraf dalam otak juga akan lebih optimal dengan olahraga teratur.
4. Perhatikan kolesterol, tekanan darah, dan gula darah
Timbunan kolesterol akan memicu terbentuknya sumbatan di dalam pembuluh darah otak, sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.Selanjutnya kondisi ini dapat membuat sel otak rusak hingga berakibat kematian.
Stroke sebagai salah satu komplikasinya, dapat menimbulkan gangguan pada kemampuan bicara, melihat atau bergerak, tergantung bagian otak mana yang diserang.
5. Istirahat atau tidur yang cukup
Tidur yang cukup setiap hari berperan penting dalam fungsi otak kita, seperti membantu memperkuat dan melindungi memori, membuat kita fokus, juga meningkatkan kemampuan kita dalam memecahkan masalah.
Sebenarnya otak memiliki banyak perlindungan, dengan adanya tulang tengkorak yang keras, jaringan berupa selaput keras yang disebut meninges, hingga bantalan berupa cairan otak dalam meninges.
Meski demikian, otak tetap bisa mengalami kerusakan, berisiko terkena penyakit, bahkan mengalami penurunan fungsi.
Maka dari itu, jagalah kesehatan otak sebisa mungkin agar kualitas hidup kita tetap maksimal.(*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar