GridHEALTH.id – Sekarang ini di beberapa belahan dunia tengah dilanda musim panas ekstrim.
Termasuk di Indonesia, yang sudah mengalami musim kemarau panjang.
Di Eropa yang biasanya dingin, saat masuk musim panas seperti sekarang ini banyak membuat orang tersiksa.
Maka dari itu mereka melakukan berbagai upaya dan cara untuk bisa membuat tubuhnya nyaman.
Malah beberapa diantara mereka nekat melakukan hal esktrim.
Ada yang memilih duduk-duduk santai di depan kipas angin.
Lainnya, mendinginkan diri di ruang atau gedung berpendingin udara.
Ada juga yang memilih berenang dan mandi air dingin.
Baca Juga: Wanita Miliki Risiko 4 Kali Lebih Besar Terkena Varises, Ketahui Tanda dan Penyebabnya
Tapi yang ekstrim ada yang melakukan menempelkan es lilin ke vaginanya.
Malah ada yang sampai memasukan es lilin ke dalam vagina!
Maksudnya tidak lain supaya suhu tubuhnya menjadi dingin, dan dirinya menjadi nyaman.
Aksi ekstrim tersebut, melansir dari SosokID yang melansir Metro.co.uk.
Baca Juga: Sedang Dikembangkan, Ginjal Buatan di Laboratorium Untuk Bantu Pasien Gagal Ginjal
Karena adanya aksi ekstrim tersebut, ahli kesehatan termasuk dokter langsung ambil tindakan.
Dokter di Eropa langsung memperingatkan semua wanita untuk tidak melakukan hal tersebut.
Tindakan menempelkan apalagi memasukan es lilin ke organ kewanitaan alias vagina adalah tindakan bodoh juga mengerikan.
Hal tersebut bisa menyebabkan infeksi, iritasi dan trauma potensial di bawah.
Konsultan ginekolog Dr Anne Henderson mengatakan kepada The Sun, "Apa pun dengan pewarna makanan, pewarna, parfum, atau kadar gula yang tinggi akan berdampak negatif pada pH dan lactobacillus organ kewanitaan dan dapat meningkatkan risiko infeksi organ kewanitaan seperti sariawan dan vaginosis bakteri."
Baca Juga: Sedang Dikembangkan, Ginjal Buatan di Laboratorium Untuk Bantu Pasien Gagal Ginjal
"Menempelkan es lilin pada kulit organ kewanitaan yang halus dapat menyebabkan trauma dan kerusakan pada alat kelamin," ujar Dr. Sarah Welsh.
"Kecanduan hal tersebut juga bisa berpotensi membuat iritasi area sensitif seperti organ kewanitaan yang menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan."
"Pada tingkat yang lebih tinggi hal itu juga bisa sangat bahaya karena es meleleh dengan sangat cepat dan akan bocor saat larut."
"Ini juga merupakan tindakan yang tidak ada gunanya karena suhu inti tubuh, termasuk organ dalam seperti organ kewanitaan, diatur oleh otak dan tidak dapat diubah oleh zat pendingin seperti es, yang paling baik akan memberikan bantuan yang sangat sementara sebelum suhunya naik lagi."
Baca Juga: Kram Perut Parah Saat Menstruasi? Jangan Abaikan, Bisa Jadi Tanda Menstruasi Tak Normal
"Tubuh memiliki autoregulasi tersendiri dan tidak perlu ide mengakali hal tersebut", tambahnya.
Dr Sarah Welsh, salah satu pendiri merek kondom HANX, mengatakan: "Ada banyak hal yang seharusnya tidak pernah mendekati organ kewanitaan, salah satunya menempelkan es lilin di area tersebut."
"Es dapat menempel pada kulit halus organ kewanitaan dan menyebabkan trauma dan kerusakan."
"Terlebih lagi, memasukkan bahan makanan ke dalam organ kewanitaan Anda dapat menyebabkan munculnya mikroba, mengganggu keseimbangan normalnya dan memungkinkan bakteri tumbuh dan infeksi berkembang."
Baca Juga: Meski Tergolong Sehat, Masak dengan Minyak Zaitun Bisa Bikin Kanker?
Sebagai gantinya, para ahli merekomendasikan untuk mengenakan celana dalam katun yang longgar dan menghindari pakaian ketat untuk mencegah timbulnya iritasi atau dermatitis.
Dr Shree Datta, konsultan ginekolog di MyHealthcare Clinic mengatakan: "Saran saya adalah untuk menghindari benda asing di organ kewanitaan untuk risiko infeksi".
"Saya akan menyarankan pakaian katun longgar dan menghindari pakaian ketat untuk mencegah timbulnya iritasi dan dermatitis."
"Mandi air dingin - tanpa pencucian internal - dan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik sudah cukup," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di SosokID dengan judul: Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Organ Kewanitaan Akibat Gelombang Panas di Eropa
Source | : | Sosok.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar