GridHEALTH.id – Sadis dan tercela, itulah kata yang pantas disandangkan kepada oknum guru olahraga di sebuah SMA di Kota Batam.
Bagaimana tidak, dirinya adalah predator birahi.
Sang guru olahraga telah meniduri tiga orang muridnya di waktu dan tempat berbeda.
Tapi setelah semua kedoknya terbongkar oleh salah seorang muridnya yang dikencaninya, guru olahraga SMA ini akhirnya harus berurusan dengan hukum dan telah ditangkap Polisi.
Melansir Surya Malang.com (27 Juli 2019), oknum guru berinisial AP (29) itu ditangkap polisi Minggu (21/7/2019) lalu atas dugaan mencabuli 3 siswanya: L, M dan N.
Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Andri Kurniawan, mengatakan, pelaku mengaku telah meniduri anak didiknya di kamar kosnya, di kawasan Puri Loka, Sei Panas, Batam.
Sebelum 'tidur' dengan siswinya, pelaku terlebih dahulu mengajak korban jalan-jalan dan nonton di bioskop layaknya anak muda yang sedang berpacaran.
Menurut penuturan Polisi, pelaku kerap berjanji akan menikahi korban jika sudah lulus sekolah.
Baca Juga: Bikin Galau, Mana yang Lebih Sehat, Buah Naga Merah atau Putih atau Kuning? Di Sini Jawabannya
Namun hingga tamat sekolah korban L dan M tidak kunjung dinikahi pelaku.
Andri mengatakan, kasus ini terungkap setelah adanya laporan polisi yang dibuat orangtua korban lainnya, N, yang merupakan murid guru olahraga ini ke Mapolresta Barelang.
Setelah melakukan penyelidikian, polisi akhirnya menangkap dan menetapkan pelaku sebagai tersangka.
Andri mengatakan, orangtua N mengetahui kasus ini setelah putrinya melaporkan apa yang dialaminya. Sebab N marah saat mengetahui di ponsel pelaku ada foto L dan M.
Menilik dari sisi kesehatan dan psikologi anak. Anak usia SMA, walau sudah mengalami menstruasi alias haid, masih ada dalam kategori anak di bawah umur.
Mereka-mereka ini, perempuan yang belum saatnya melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
Seperti yang yang diutarakan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Romeo Vitelli Ph.D. di psychologytoday.com (16 November 2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa debut seksual dini cenderung dikaitkan dengan risiko lebih tinggi gejala internalisasi (depresi, penarikan, kesepian), gejala eksternalisasi (agresi, perilaku antisosial), penyalahgunaan zat, dan harga diri yang buruk.
Ada juga yang menyebutkan, walau anak di bawah umur, seperti halnya anak usia SMA bisa melakukan hubungan intim layaknya suami istri, namun sejatinya mereka belum tahu apa yang dilakukannya.
Karenanya ada studi yang menyebutkan jika anak-anak tersebut yang telah melakukan hubungan intim layaknya suami istri dengan pasangannya belum bisa menikmati dan mendapatkan dari apa yang dilakukannya, seperti orang dewasa.
Malah ada sebuah artikel yang mengatakan, melansir independent.co.uk (26 Mei 2017), hasil studi yang dilakukan oleh aplikasi kontrasepsi Natural Cycles terhadap 2.600 wanita ditanyai tentang pengalaman orgasme mereka, perasaan ketertarikan dan seberapa banyak menikmati seks, hasilnya wanita yang mengklaim memiliki seks terbaik dan paling memuaskan sebenarnya adalah di usia 36 tahun.
Wanita berusia 36 lebih terbukti menjadi yang paling percaya diri untuk uran hal ini. Bahkan delapan dari 10 diantara mengatakan mereka merasa seksi.(*)
Source | : | independent.co.uk,psychologytoday.com,Surya Malang |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar