GridHEALTH.id - Kabar meninggalnya Agung Hercules membuat dunia hiburan tanah air bersedih.
Penyanyi sekaligus komedian yang tenar dengan lagu Astuti ini diketahui telah berpulang di RS Dharmais, Jakarta Barat, Kamis (1/8/2019) kemarin.
Baca Juga: Agung Hercules Drop Lagi, Pihak Keluarga Minta Doa dan Dukungan dari Semua Orang
Selama hidupnya Agung terkenal dengan jargon TGBM atau "Tidak Goyang Barbel Melayang".
Gayanya yang kocak dan unik saat berada di atas panggung membuat banyak orang langsung cepat mengenalnya.
Selain itu, tak sedikit orang yang bertanya-tanya soal asal-usul penyematan nama "Hercules" yang dipakainya selama ini.
Pemberitaan Kompas.com, 17 Juni 2015 menyebutkan, dalam panggung Stand Up Comedy (SUCI) 5, komedian Kalis menyinggung asal-usul nama belakang Agung.
Baca Juga: Sayuran yang Ditumis Jadi Makanan Sehat Dibanding Sayuran Rebus
Pria yang memiliki nama asli Agung Santoso ini menjawab, ia meminjam nama putra Dewa Zeus dari mitologi Yunani.
Hercules atau yang juga dikenal sebagai Herakles merupakan buah cinta Zeus bersama Alcmene.
Dalam budaya populer, Hercules kerap digambarkan sebagai orang kuat yang bertubuh kekar.
Nah, sebelum terkenal sebagai penyanyi dangdut, Agung Hercules memang merupakan seorang binaragawan.
Berkat tubuh kekarnya, Pria kelahiran 9 Februari 1977 ini juga kerap tampil di beberapa stasiun televisi untuk mengisi beragam acara.
Karena itulah dirinya dijuluki Hercules, yang akhirnya dipakainya untuk menghibur penonton di atas panggung maupun di layar kaca.
Berkat julukan Hercules itu pula Agung dengan rambut gondrongnya sukses menjadi intertainer dan pebisnis.
Baca Juga: Uji Folikel Rambut Menelanjangi Tersangka dengan Fakta, Kebohongan Komedian NN Terkuak
Namun setahun belakangan, pria yang kerap membawa barbel saat berada di atas panggung ini diketahui mengidap kanker glioblastoma stadium empat yang menyerang otak kirinya.
Melansir dari cancercare.org, glioblastoma adalah jenis kanker agresif yang dapat tumbuh di otak atau sumsum tulang belakang.
Glioblastoma terbentuk dari sel yang disebut astrosit yang mendukung sel-sel saraf.
Kanker otak ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi cenderung lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Gejala-gejalanya meliputi:
- Perubahan pola sakit kepala.
- Sakit kepala yang secara bertahap menjadi lebih sering dan lebih parah.
- Mual atau muntah yang tidak bisa dijelaskan.
- Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda atau hilangnya penglihatan.
- Hilangnya sensasi atau gerakan secara bertahap di lengan atau kaki.
- Penurunan berat badan.
- Kesulitan dengan keseimbangan.
- Kesulitan bicara.
- Kebingungan dalam urusan sehari-hari.
- Perubahan kepribadian atau perilaku.
- Kejang, terutama pada seseorang yang tidak memiliki riwayat kejang.
- Masalah pendengaran.
Glioblastoma juga dapat memengaruhi fungsi otak sehingga sangat mengancam jiwa yang menderitanya. (*)
#gridhealthid #inspiringbetterhelth
Source | : | Kompas.com,cancercare.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar