Pada kasus OAB, sinyal mudah timbul dan muncul hasrat ingin buang air kecil meski volumenya masih sedikit. Apa pun penyebabnya, OAB harus segera diperiksakan untuk dicarikan solusinya.
Baca Juga: Penanganan Penyakit Jantung Bawaan Perlu Hati-hati Karena Alasan Ini
Masalahnya, banyak orang merasa malu memeriksakan keluhan sering beser. Padahal kondisi yang disebut juga overactive bladder (OAB) ini sangat berdampak pada kualitas hidup seseorang.
"Kalau di negara barat itu OAB bisa sampai bunuh diri," kata Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Budi Iman Santoso, SpOG(K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan, baru-baru ini seperti dikutip dari detik.com.
Pada pengidap sakit gula atau diabetes, keluhan sering beser ini juga memberikan kualitas hidup yang lebih buruk. Dampaknya juga bisa berpengaruh langsung pada faktor emosi, seperti merasa malu hingga menarik diri dari kehidupan sosial.
OAB bisa mengganggu aktivitas sehari-hari seperti takut bepergian, menghindari aktivitas seksual dan mengurangi minum karena takut bolak-balik ke toilet.
Disamping itu juga bisa berimbas pada faktor ekonomi, seperti meningkatnya kebutuhan biaya popok dewasa dan laundry.
Baca Juga: Menghangatkan Makanan di Microwave Bisa Sebabkan Kanker? Ini Faktanya
Pada pengidap OAB, frekuensi buang air kecil bisa meningkat jadi 12 kali sehari. Kerap dianggap proses 'normal' akibat penuaan, padahal sebenarnya adalah penyakit. Banyak yang enggan berobat hanya karena malu.
Source | : | WebMD,detik.com,merdeka.com,Majalah Prevention Indonesia,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar