GridHEALTH.id – Infeksi pada kehamilan tidak bisa dipandang sebalah mata.
Baca Juga: Ashanty Pakai Baju Ketat Hingga Terlihat Lekuk Tubuh, Inilah Bahaya yang Mengintai Tubuh Wanita
Kucing kerap dituduh sebagai sumber penyakit infeksi pada ibu hamil.
Saat usia kehamilannya 4 bulan, istri Habib Usman, Kartika Putri, mengalami infeksi varicella.
Baca Juga: Ajaib, Koma Saat Hamil 2 Bulan Hingga Melahirkan, Bayinya Sehat dan Selamat, Disusui Oleh Dokter
Ini adalah bukan infeksi sembarangan dan tidak bisa dianggap enteng, apalagi ini terjadinya saat artis Kartika Putri tengah mengandung anak pertamanya dari pernikahannya dengan Habib Usman.
Untuk lebih jelasnya simak kutipan artikel tentang infeksi yang dialami Kartika Putri dan Kucing yang kerap dituduh sebagai sumber infeksi pada ibu hamil, padahal bisa cegah penyakit mematikan.
Baca Juga: Kenali Gejala Gangguan Mental, Jika Diabaikan Bisa Timbulkan Keinginan Bunuh Diri
Infeksi yang Dialami Artis Kartika Putri di Usia Kehamilan Empat Bulan
Kartika menceritakan bahwa di awal kehamilannya, ia sempat terkena cacar air dan diharuskan mengonsumsi banyak obat.
Padahal kita tahu infeksi cacar air bagi ibu hamil berbahaya bagi ibu juga janin yang dikandung.
Begitu juga dengan obat-obatan, berbahaya bagai kehamilan, dan ibu.
Karenanya istri dari Habib Usman ini khawatir, karena takut efek konsumsi obat-obatan itu malah berefek buruk pada janin dalam kandungannya.
"Yang dikhawatirkan dulu gara-gara cacar kan banyak (minum obat), cuma Alhamdulillah sekarang makin tua usia kandungannya, makin tahu bahwa baby-nya normal. Makanya minta doanya sehat," ujar Kartika saat Grid.ID jumpai dikawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
Kartika lantas menambahkan bahwa kekhawatirannya perlahan hilang setelah berkonsultasi dengan dokter.
Kekhawatiran yang dialami Kartika bukanlah tanpa sebab.
Hal itu karena, ibu hamil yang mengalami cacar air, dapat menimbulkan berbagai risiko bagi ibu dan juga bayinya.
Melansir laman American Pregnancy, cacar air adalah infeksi virus yang disebut juga dengan varicella.
Cacar air menimbulkan ruam pada kulit ataupun bintik-bintik kemerahan kecil yang mirip dengan jerawat.
Biasanya, sebelum cacar air muncul pada kulit, penderitanya akan mengalami demam dan merasa sakit atau nyeri tubuh.
Cacar air dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit komplikasi jika dialami oleh ibu hamil.
Meskipun jarang terjadi, beberapa risiko yang dapat dialami oleh ibu hamil, seperti:
- Penyakit pneumonia atau radang paru-paru
- Ensefalitis atau peradangan pada otak
- Penyakit hepatitis atau radang hati
Selain itu, adapun komplikasi cacar air yang dapat memengaruhi kondisi bayi dalam kandungan, seperti:
* Sebelum 28 minggu kehamilan
Cacar air saat masa kehamilan, dapat menyebabkan bayi memiliki risiko mengalami sindrom foetal varicella atau disebut dengan FVS.
FVS dapat merusak kulit, mata, kaki, lengan, otak, kandung kemih, ataupun usus bayi.
* Masa kehamilan antara minggu ke-28 dan ke-36
Virus cacar air ini akan ada dalam tubuh bayi, meskipun tak menimbulkan gejala.
Virus ini bisa kembali aktif di tahun-tahun awal kehidupan bayi dan menyebabkan penyakit herpes zoster.
Baca Juga: Ibunda Devi Permatasari Meninggal Dunia, Begini Kronologis Sel Kanker di Usus Menyebar Hingga Hati
* Setelah 36 minggu kehamilan
Hal ini akan meningkatkan kemungkinan bayi terinfeksi cacar air saat dilahirkan,
Komplikasi yang timbul dari terkena cacar air saat kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu hamil dan bayi yang berada dalam kandungan.
Namun, dengan pengobatan antivirus dan perawatan intensif , dapat menurunkan risiko komplikasi yang berbahaya.
Untuk itulah, penting untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit, jika ibu hamil mengalami gejala-gejala awal cacar air.
Kucing Bisa Cegah Penyakit Mematikan
Peneliti menemukan bahwa kucing dapat membantu menghilangkan stres dan kecemasan, yang bisa menyebabkan penyakit jantung dengan cara menurunkan tekanan darah dan mengurangi denyut jantung.
Penelitian yang dilakukan dengan mengamati sebanyak 4.435 orang dewasa berusia 30 dan 75 tahun, dengan setengah pesertanya memelihara kucing.
Temuan yang dipresentasikan pada konferensi stroke di Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa dalam 10 tahun, pemilik kucing yang meninggal akibat serangan jantung sebanyak 3,4% .
Sedangkan, orang yang tidak memelihara kucing dan menderita penyakit yang sama mencapai presentase 5,8%.
Hal ini menunjukkan jika orang yang memilhara kucing, memiliki peluang yang jauh lebih kecil terkena penyakit stroke dan serangan jantung yang biasanya dipicu oleh faktor-faktor, seperti: kadar kolestrol tinggi, merokok, dan penyakit diabetes.
Baca Juga: Ternyata Memelihara Kucing Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke, Pecinta Kucing Wajib Tahu!
Prof. Adnan Qureshi dari Universitas Minnesota yang melakukan penelitian ini, merasa terkejut dengan efek memilihara kucing bagi kesehatan manusia.
"Penjelasan logis bahwa memiliki kucing dapat mengurangi stres dan kecemasan, dan selanjutnya mengurangi risiko penyakit jantung," ucap Prof. Adnan Qureshi.
Peneliti ini percaya, membelai binatang peliharaan bisa menurunkan tingkat hormon dalam tubuh yang berhubungan dengan tingkat stres.
Dengan mengurangi tingkat stres, dapat melindungi tubuh terkena berbagai macam penyakit, seperti : tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa kucing juga bisa menimbulkan infeksi toksoplasma, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius karena dapat membentuk kista yang mempengaruhi tubuh, seperti pada otak, jaringan otot, dan jantung.
Selain itu, infeksi toksoplasma ini akan lebih berisiko jika terjadi saat masa kehamilan, karena dapat berisiko alami keguguran.
Untuk mendapatkan manfaat dan terhindar dari penyakit yang didapatkan ketika memelihara kucing, cara-cara yang dapat dilakukan agar tak terkena infeksi toksoplasma, yaitu:
* Rawat kucing agar tetap sehat
Sebaiknya tempatkan kucing di dalam ruangan dan beri makanan kering atau kalengan, bukan daging mentah.
Kucing dapat terinfeksi setelah memakan daging yang mentah ataupun kurang matang yang mengandung parasit.
* Hindari kucing atau anak kucing liar
Meskipun semua hewan liar juga membutuhkan perhatian yang baik, namun sayangnya dengan memeliharanya dapat menyebabkan infeksi toksoplasma.
Hal itu karena sebagian besar kucing tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi parasit T. gondii, yang dapat menyebabkan toksoplasma.
Baca Juga: Wajah Ratna Sarumpaet Sempat Lebam dan Bengkak, Inilah Efek Samping dari Infeksi Pasca Operasi
* Menggunakan sarung tangan dan masker saat membersihkan kotoran
Kenakanlah sarung tangan dan masker saat sedang membersihkan kotoran ataupun kandang kucing.
Setelah itu, cucilah tangan hingga bersih.(*)
Source | : | american pregnancy association,mayoclinic,Grid.id,The Telegraph,GridHealth.ID,NHS |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar