GrdiHEALTH.id - Kisah haru nan menyayat hati terkait pendidikan di Indonesia masih seering kita jumpai.
Kali ini kisah haru tersebut berasal dari sebuah sekolah menenengah pertama di Morowali, Sulawesi Tengah.
Aksi seorang guru tersebut yang rela menjemput dan menggendong siswanya yang sedang mengalami patah tulang agar tetap bisa belajar di sekolah.
Sontak, aksi guru ini tersebar di berbagai akun media sosial hingga mendapat banyak sanjungan dari warganet.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, beliau bernama Abdul Mukim dan lokasi sekolah beliau mengabdi di SMP Negeri 4 Bungku yang terletak di desa Wosu kecamatan Bungku Barat.
Abdul Mukim rela menggendong siswanya dari pintu gerbang ke ruangan belajar dengan jarak 80 meter hingga mengantar pulang.
Fenomena ini sudah berlangsung selama dua pekan lebih.
Baca Juga: Tahukah, 8 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Penyebab Munculnya Jerawat di Wajah
Abdul Mukim rela antar jemput siswanya dari pintu gerbang sekolah keruangan belajar dengan menggendong, bahkan mengantarnya ke rumah pada saat pulang sekolah.
Mohamad Agil saat ini duduk dikelas VIII.A SMP Negeri 4 Bungku tengah mengalami patah tulang dibagian kaki akibat jatuh dari pohon kelapa jelang hari raya Idhul Adha.
Patah tulang kaki memang sangat menyakitkan bahkan membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkannya.
Melansir laman American Academy of Orthopedic Surgeons, sebagian besar patah tulang kaki harus dilakukan dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Kadang-kadang, fiksasi akan ditunda sampai cedera yang mengancam jiwa lainnya atau kondisi medis yang tidak stabil menjadi stabil.
Untuk mengurangi risiko infeksi, patah tulang terbuka diobati dengan antibiotik segera setelah pasien tiba di rumah sakit.
Luka terbuka, jaringan, dan tulang akan dibersihkan selama operasi.
Pasca operasi, obat-obatan sering diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit jangka pendek setelah operasi.
Namun, untuk proses pemulihan, sebagian besar patah tulang kaki membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan untuk pulih sepenuhnya.
Terlepas dari itu, menurut Abdul Mukim dirinya terinspirasi menggendong Mohamad Agil untuk memberi ruang belajar yang sama dengan siswa yang lain agar tidak mendapat masalah dalam mengikuti pembelajaran.
"Saya sebagai guru memberi perhatian dan memotivasi pada siswa Mohamad Agil agar kondisi yang ada pada dirinya mendapatkan perlakuannya yang sama dengan siswa yang lain," katanya.
"Saya menggendong Mohamad Agil dari pintu gerbang sekolah ke ruangan belajar berhubung kondisinya belum bisa berjalan dengan sendirinya dan setiap jam pulang sekolah saya mengantar sampai ke rumahnya dengan jarak 6 kilometer," tambahnya. (*)
Source | : | Instagram,orthoinfo.aaos.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar