GridHEALTH.id – Setiap wanita pasti ingin memiliki kulit yang putih dan bersih, yang bisa membantu menunjang penampilan.
Tak heran, jika wanita semakin rajin merawat diri dan melakukan berbagai perawatan yang dapat mempercantik kulit.
Untuk mendapatkan kulit yang terlihat putih dan bersih, sudah tentu membutuhkan produk-produk kecantikan yang dapat membantu mewujudkannya.
Baca Juga: Berupa Operasi dan Terapi, Begini Pengobatan Kanker Kulit Dilakukan
Salah satu produk yang seringkali digunakan wanita untuk mempercantik kulit adalah dengan menggunakan krim pemutih.
Krim pemutih ini diklaim mampu memutihkan kulit, dengan menangkal sinar matahari yang menjadi alasan kulit terlihat kusam.
Bahkan, banyak pula krim pemutih yang mengklaim dapat memutihkan kulit hanya dalam beberapa kali pemakaian saja.
Ini sudah pasti menggiurkan dan semakin membuat wanita tergoda untuk mencobanya. Namun ternyata, efek yang bisa dihasilkan krim pemutih tak seindah klaimnya.
Sebab, krim pemutih rupanya mampu menyebabkan risiko kanker kulit bagi para penggunannya.
Kanker kulit adalah jenis kanker yang tumbuh akibat pertumbuhan sel-sel kulit yang abnormal, serta membelah dengan cepat dan tak teratur.
Paparan sinar matahari diyakini sebagai penyebab utama kanker kulit, sebab sinar ultraviolet atau kerap disebut sinar UV dari sinar matahari, dapat merusak DNA pada kulit dan menyebabkan sel-sel kulit tumbuh dengan tidak normal.
Tak hanya disebabkan oleh paparan sinar matahari, krim pemutih pun rupanya bisa jadi penyebab kanker kulit, terutama pada wanita.
Baca Juga: Kanker Kulit Melanoma dan Non-Melanoma Apa Bedanya? Ini Penjelasan Ahli
Dokter Spesialis Bedah Onkologi, Afrimal Syafarudin mengungkapkan bahwa salah satu pasiennya bahkan menderita kanker kulit karena menggunakan krim pemutih wajah.
Hal ini disebabkan karena krim pemutih wajah, ternyata mengandung bahan kimia bersifat karsinogenik, seperti merkuri. Ini adalah salah satu bahan kimia yang dapat memicu munculnya kanker dalam tubuh.
“Pasien saya ada yang kena kanker karena pakai kosmetik. Kalau yang saya lihat dari pasien-pasien saya, mereka memakai krim pemutih yang dua sampai tiga hari sudah terlihat langsung putih kulitnya,” terang dr. Afrimal.
Adapun Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Rachel Djuanda yang mengatakan bahwa dalam istilah medis, tidak ada krim pemutih kulit. Istilah yang benar adalah krim untuk mencerahkan kulit.
“Produk yang dapat memutihkan kulit secara instan itu harus diwaspadai,” kata dr. Rachel.
Selain itu, menurut dr. Rachel, memutihkan kulit malah bisa menurunkan pertahanan kulit terhadap sinar ultraviolet yang dihasilkan sinar matahari.
Karenanya, dr. Rachel pun menyarankan untuk berhati-hati dalam memilih dan menggunakan produk kosmetik, terutama krim pemutih.
Memang merawat dan mempercantik kulit perlu dilakukan untuk menunjang penampilan, terutama bagi wanita.
Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam memilih produk kecantikan dan tak tergiur dengan hasil instan, jika tak ingin terkena kanker kulit. (*)
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar