GridHEALTH.id – Siapa sih yang ingin sakit? Tentu tidak ada satu orang pun yang ingin sakit.
Sebab sakit itu tidak enak dan mahal.
Seperti terjadi pada ibunda Denada Tambunan, Emilia Contessa. Penyanyi senior tanah air ini rupanya beberapa waktu lalu mengalami tragedi di tanah suci.
Emilia Contessa yang telah menjalankan ibadah haji beberapa waktu lalu menjelaskan dalam laman Instagram-nya bahwa Ia sempat jatuh dan terbentur kepalanya.
"hari ini udah pulang anggi ku...cuman DSA aja. Gara2 kmrin jatuh kepala nya bentur bathtub, waktu di Mekah. Kelihatan nya sih aman2 saja...doain ya sayang"
Digital Substraction Angiography (DSA) merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi pembuluh darah di otak biasanya dilakukan pemeriksaan CT-Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Magnetic Resonance Angiogram (MRA), atau Magnetic Resonance Venography (MRV).
“DSA otak merupakan pemeriksaan golden standard dari pembuluh darah otak untuk melihat aliran di pembuluh darah arteri sampai ke jaringan lalu ke vena secara langsung dan terus menerus melalui alat angiografi atau kateterisasi,” papar Dokter Spesialis Radiologi Intervensi Rumah Sakit Bethsaida, Dr. Jacub Pandelaki, Sp. Rad(K), mengutip Kompas.com.
Dr Jacub juga mengungkapkan bahwa persentase keberhasilan diagnosis dengan DSA dapat mencapai 90%, akan tetapi, persentase keberhasilan pengobatannya bergantung pada tingkat keparahan kasusnya.
Untuk satu kali pemeriksaan dengan DSA, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp20 juta hingga Rp25 juta di luar pemeriksaan MRI dan MRA.
Bekas Operasi Putri Eugenie
Di hari pernikahannya, Putri Eugenie menunjukkan bekas jahitan akibat operasi yang pernah dilakukannya saat usia 12 tahun kepada publik.
Putri Eugenie saat menikah terus terang kepada publik mengenai skoliosis yang pernah di deritanya.
Karena itu dirinya saat menikah sengaja menunjukan bekas operasi skoliosis di punggungnya.
"Saya pikir kau bisa mengubah (makna) kecantikan, dan kau bisa menunjukkan pada orang-orang bekas lukamu dan aku pikir sangat istimewa untuk bertahan dengan hal itu," ujar Putri Eugenie sebelum hari pernikahan saat diwawancarai oleh ITV.
Asal tahu saja, sejak tahun 2002 silam, sang Putri memang didiagnosis menderita kelainan tulang belakang skoliosis. Akibatnya ia harus menjalani beberapa proses operasi korektif.
"Pada 2002, ketika saya berumur 12 tahun, saya didiagnosis dengan skoliosis, dan mengatakan bahwa saya akan membutuhkan operasi korektif," tuturnya kapada Royal National Orthopedic Hospital.(*)
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar