Sekitar satu dari empat orang pekerja, makan sarapan berenergi tinggi yang mencakup 20% atau lebih jumlah keseluruhan asupan kalori harian mereka.
Adapun sebagian besar orang pekerja lainnya, makan sarapan berenergi rendah yang hanya mencakup 5% sampai 20% jumlah keseluruhan asupan kalori harian mereka.
Selanjutnya, 3% orang pekerja lainnya benar-benar melewatkan sarapan sama sekali atau makan sangat sedikit.
Lihat postingan ini di Instagram
Kelompok ini, "Cenderung memiliki kebiasaan makan yang umumnya tidak sehat dan prevalensi faktor risiko kardiovaskular yang lebih tinggi," tulis studi tersebut.
Orang yang melewatkan sarapan ternyata juga memiliki lingkar pinggang lebih besar, indeks massa tubuh yang tinggi, tekanan darah tinggi, lipid darah dan kadar glukosa puasa yang juga tinggi.
Para periset menggunakan teknologi ultrasound untuk memindai tanda-tanda timbunan lemak di arteri pada orang pekerja yang makan kurang dari 5 % kalori harian yang disarankan saat sarapan pagi.
Dari hasil ultrasound tersebut, ditemukan sebuah bukti awal adanya penyakit jantung.
Source | : | Nakita.id,Journal of American College of Cardiology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar