GridHEALTH.id - Sejak ditetapkan oleh UNESCO, Hari Batik Nasional jatuh tiap tanggal 2 Oktober.
Akibat itulah, masyarakat hingga sejumlah pesohor negeri mulai mengampanyekan gerakan cinta batik Indonesia, seperti yang dilakukan istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mendiang Ani Yudhoyono.
Walau kini raganya sudah tak ada di dunia ini, namun Ani Yudhoyono masih tetap mencintai dan melestarikan salah satu kebudayaan Indonesia.
Bahkan sebelum meninggal dunia, Ani Yudhoyono pun diselimuti dengan lembaran kain batik yang telah dipesan jauh-jauh hari.
Seperti diketahui, Ani Yudhoyono meninggal akibat kanker darah jenis leukemia pada 1 Juni 2019 lalu, di National University Hospital, Singapura.
Mantan ibu negara ini meninggal dalam usia 66 tahun rupanya sudah dirawat selama 4 bulan, terhitung sejak awal Februari 2019.
Sebelumnya, kondisi Ani Yudhoyono dilaporkan sempat memburuk pada Rabu (29/5/2019).
Baca Juga: Telat Masuk Sekolah, Siswa SMP Ini Jatuh Pingsan Hingga Nyawa Melayang Akibat Hal Ini
Namun, ia kembali dalam kondisi yang stabil pada Kamis (30/5), seperti yang diungkap Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Jumat (31/5), laporan kembali memburuknya kondisi Ibu Ani terdengar. Bahkan, Ferdinand mengungkapkan bahwa Bu Ani dalam kondisi tak sadarkan diri.
Soal itu, Wasekjen Demokrat Renanda Bachtar menjelaskan alasan Bu Ani tak sadarkan diri.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Iriana Jokowi Dapat Kado Buah Rp 256 Ribu dengan Jaminan Kesehatan Wanita
"Ada serangkaian proses yang lebih baik Ibu ditidurkan. Jadi bukan Ibu dalam kondisi koma seperti yang diberitakan," kata Renan, seperti dikutip GridHEALTH.id, Sabtu (1/6/2019).
"Kondisi Ibu sejak 3 hari lalu naik turun. Pagi drop, siang menjelang sore baik, besoknya begitu lagi. Ini hari ketiga, hari ini sedikit lebih menurun dibanding kemarin," jelas Renan.
"Setelah ada tindakan membaik sedikit dan kami berharap, ini hari ketiga masuk ICU, mudah-mudahan bisa stabil. Tim dokter menangani secara intensif," ia menambahkan.
Renan mengungkapkan, dokter menyebut bahwa obat akan lebih cepat bekerja jika Bu Ani dalam kondisi tidur.
Baca Juga: Sebut Uang Pensiun DPR RI Lebih Kecil dari Penghasilan Istrinya, Inilah Gaji Fantastis Istri Fahri Hamzah Dengan Segala Macam Predikat Dokter
Juga ada tindakan yang akan lebih efektif untuk dilakukan saat Bu Ani tidur dalam kondisi tak sadarkan diri. Ternyata, hal itu memang masuk dalam bagian dari proses penanganan kanker.
Hibernasi atau tidur panjang mungkin melindungi tubuh pasien melawan efek racun dari radioterapi dan menghentikan pertumbuhan tumor. Demikian yang diharapkan para dokter melalui sebuah riset.
Mustahil bagi pasien untuk melakukan pengangkatan kanker bagi pasien jika kankernya telah menyebar ke seluruh tubuh.
Kemoterapi dan radioterapi pun hanya berdampak kecil karena dosis pengobatan kanker dalam jumlah besar malah akan berakibat fatal.
Terlepas dari pengobatan kanker yang dijalani selama perawatan intensif dalam waktu 4 bulan tersebut, Ani Yudhoyono yang meninggal berselimut kain Batik Sawunggaling selalu berpesan untuk melestarikan kebudayaan Indonesia tersebut. (*)
Source | : | Instagram,GridHealth.ID |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar