GridHEALTH.id - Perkembangan teknologi digital menyediakan berbagai kemudahan bagi masyarakat.
Baca Juga: Studi: Kebiasaan Tidak Sarapan Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Salah satunya dengan kehadiran fasilitas ojek daring (online) yang memungkinkan para pengguna untuk memesan makanan dengan lebih mudah.
Belum lagi beberapa perusahaan penyediaan jasa pemesanan makanan lewat aplikasi yang menyediakan ratusan restoran dengan pilihan ribuan menu.
Tak diragukan lagi, keberadaan aplikasi itu kini banyak menarik perhatian pengguna smartphone. Bukan tanpa alasan, kita dapat dengan mudah memesan makanan hanya dengan menggunakan ponsel. Tinggal duduk di rumah, makanan favorit akan segera diantar.
Jadinya masyarakat bisa sangat mudah menikmati makanan yang diinginkan berkat adanya layanan pesan antar. Namun ternyata hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Kemudahan yang ditawarkan untuk memesan makanan tanpa perlu berjalan ataupun mengantre mendorong timbulnya perubahan pada pola hidup.
Selain itu, makanan yang disediakan biasanya cepat saji yang mengandung tinggi gula dan garam yang jelas menimbulkan risiko buruk pada kesehatan.
Baca Juga: Musim Hujan Waspadai Ancaman Tifus yang Menyerang 30 Juta Orang Setiap Tahun
Mudahnya memperoleh makanan bisa menyebabkan tidak terkontrolnya konsumsi kita sehari-hari. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah pasien penyakit jantung di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kondisi ini yang menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah pasien penyakit jantung di Indonesia.
Baca Juga: Kabar Syahrini Keguguran, Ini Tanda-tandanya Bila Wanita Hamil Kehilangan Janin
Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh transisi yang terjadi di masyarakat. Sehingga juga mendorong perubahan pada jumlah penderita penyakit jantung
"Perubahan ini berpengaruh pada peningkatan jumlah penderita penyakit jantung. Karena dipengaruhi oleh perubahan perilaku dan gaya hidup seseorang," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. Cut Putri Ariane, MH.Kes dikutip dari situs resmi Promkes Kemenkes (07/10).
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2016, jumlah pasien dengan penyakit jantung ada sebanyak 0,5% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 1,5 %
Padahal menurut Cut Putri, penyakit jantung bisa kita cegah dengan mengubah perilaku dan pola hidup sehari-hari," kata Cut.
Perubahan pola hidup dapat dilakukan dengan mengurangi risiko dari merokok dan meningkatkan aktivitas fisik.
Baca Juga: Studi: Rajin Konsumsi Probiotik Bantu Cegah Diare Akibat Antibiotik
Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang berlebihan juga dapat berperan dalam menerapkan pola hidup yang lebih sehat. (*)
Source | : | Kompas.com,Antara,kemenkes.go.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar