5. Kebiasaan merokok
Dalam rokok, ditemukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas HDL atau kolesterol baik untuk mengangkut timbunan lemak dari tubuh menuju hati untuk dibuang. Akibatnya, bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.
Baca Juga: Selalu Bawa Alat Bantu Pernapasan Setiap Saat, Komedian Ini Meninggal di Malam Takbiran
6. Obesitas
Seseorang dinyatakan mengalami obesitas saat memiliki indeks massa tubuh di atas 30 (kg/m2), sedangkan ukuran lingkar pinggang dikatakan berlebih saat melewati 102 cm pada laki-laki atau 89 cm pada wanita.
Kondisi ini cenderung meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigleserida, serta menurunkan kadar kolesterol HDL.
Baca Juga: UNICEF: 'Mi Instan Sebabkan 40% Anak Dibawah Umur di Asia Alami Malnutrisi'
7. Genetik atau keturunan
Kondisi lain yang dapat meningkatkan kadar kolesterol adalah faktor genetik yang diturunkan dalam keluarga.
Kolesterol tinggi yang disebabkan kondisi genetik (keturunan) disebut dengan familial hypercholesterolaemia (FH). Kadar kolesterol penderitanya akan tetap tinggi, meski telah mengonsumsi makanan sehat.
Satu dari lima ratus orang mewarisi kondisi ini dari orangtua. Selain itu, memiliki keluarga dengan riwayat kolesterol tinggi juga dapat membuat seseorang lebih berisiko memiliki kadar kolesterol tinggi, meskipun bukan dalam bentuk FH.
Source | : | Mayo Clinic,Nakita.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar