GridHEALTH.id - Osteoporosis adalah kondisi tulang yang rapuh dan mudah patah karena terjadi penurunan kepadatan tulang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kalsium dan vitamin D dalam tulang. Kekurangan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia dan gaya hidup.
Baca Juga: Chair Yoga, Gerakan Yoga Paling Aman Untuk Penderita Osteoporosis
Namun ternyata, pengeroposan tulang atau osteoporosis ternyata tidak identik dengan orang lanjut usia atau wanita menopause saja. Anak-anak pun dapat mengalami hal serupa.
Hanya namanya saja agak berbeda yakni osteomalasia atau rapuh serta lunaknya tulang sehingga mudah patah.
Si penderita akan merasakan sakit pada bagian tulang yang rapuh itu. "Dalam bahasa mudahnya, tulangnya lembek atau rapuh kayak kerupuk, kalau diremas bisa hancur," kata dr. Ifran Saleh, FICS, DSBO., dari Divisi Orthopaedi dan Traumatologi FKUI-RSCM seperti dikutip dari nakita.id
Menurut Ifran, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu:
- Kekurangan kalsium
Kalsium adalah mineral yang sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan tulang. Kemudian pada proses terakhir pembentukan tulang akan terjadi apa yang disebut mineralisasi, yaitu proses pengendapan kalsium.
Anak dengan asupan kalsium yang cukup akan mengalami fase ini dengan baik. Sebaliknya, yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi ini.
Akibatnya tulang-tulangnya menjadi lunak dan mudah patah.
- Kurang vitamin D
Salah satu fungsi vitamin D adalah untuk membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh dan mempertahankan kesehatan tulang.
Lantaran itu, kekurangan vitamin D juga dapat membuat anak rentan mengalami osteomalasia.
Bukankah ini berarti di dalam tubuhnya tidak terjadi fase mineralisasi? Sama kejadiannya seperti anak yang kekurangan kalsium tadi, tulangnya menjadi lunak.
- Mengalami gangguan hati
Anak yang mengalami gangguan hati seperti sirosis juga berisiko mengalami osteomalasia. Sebab anak dengan gangguan hati organ hati tak mampu memproses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
- Gangguan ginjal
Jika organ ginjal tidak berfungsi baik, pada kasus gagal ginjal umpamanya, proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat.
Otomatis kalsium untuk pembentukan tulang berkurang sehingga menghambat proses mineralisasi. Dampaknya tulang anak pun jadi lunak.
- Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang
Dalam beberapa kasus, osteomalasia juga dapat dialami anak-anak yang diharuskan mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang.
Misalnya, steroid dengan dosis tertentu yang memiliki efek samping, salah satunya osteomalasia. (*)
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar