GridHEALTH.id - Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun dan peradangan sistem saraf pusat yang memengaruhi sel saraf dalam otak dan tulang belakang.
Baca Juga: Studi: Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis Disebabkan Bakteri Usus
Penderita MS akan mengalami kerusakan atau peradangan selubung mielin (lapisan pembungkus sel saraf yang membawa sinyal elektrikal) yang mengganggu sinyal saraf.
Artinya rangsangan saraf tidak lagi dikirimkan dan tubuh menjadi lumpuh. Perkembangan penyakit dan gejalanya sangat bervariasi.
Dalam situs WebMD disebutkan, MS adalah penyakit jangka panjang dan bisa memengaruhi otak, sumsung tulang belakang, dan saraf optik di mata.
Karenanya, orang yang menderita penyakit ini akan mengalami gangguan penglihatan, gangguan keseimbangan, kontrol otot, sering kejang, dan fungsi dasar tubuh lainnya. Penderita bisa hanya memiliki satu gejala ringan, atau sangat sedikit gejala, atau banyak gejala dengan disabilitas parah.
Penyebab MS masih misterius, tetapi faktor genetik dan lingkungan ikut berpengaruh.
Pada Mei 2015, Komedian dan pembaca acara Ferrasta Soebardi alias Pepeng meninggal dunia akibat penyakit yang belum ada obatnya ini.
Penyakit ini dideritanya sejak tahun 2005 dan ia menghabiskan hampir 10 tahun terakhir di tempat tidur.
MS terjadi ketika sistem imun kita menyerang material lemak selubung saraf yang disebut myelin. Derajat keparahan penyakit ini juga bervariasi, ada orang yang gejalanya hanya ringan dan tidak butuh terapi apa pun.
Sementara ada juga pasien yang mengalami kelumpuhan gerak dan sulit melakukan kegiatan harian seperti Pepeng.
Sejauh ini belum ada obat yang bisa mengobati penyakit ini. Dokter biasanya akan memberikan obat untuk memodifikasi penyakit dan bertujuan memperlambat perburukan MS serta mencegah kekambuhan sehingga pasien tetap bisa aktif.
Baca Juga: Berendam Air Garam Dapat Mengurangi Gejala dan 5 Penyakit Rematik Tanpa Efek Samping
Obat tersebut bekerja dengan cara menekan sistem imun sehingga tidak menyerang myelin. Obat-obatan tersebut terdiri dari beberapa jenis, baik yang disuntikkan atau diminum.
Jika penyakit ini ditemukan sejak dini, pengobatan akan ditujukan untuk mencegah kecacatan. Sayangnya, pasien kebanyakan berobat ketika penyakitnya sudah kronis sehingga pengobatan tidak optimal.
Baca Juga: Terapi Insulin Mutlak Bagi Penderita Penyakit Autoimun Diabetes Tipe 1, Ini Alasannya
Kematian akibat penyakit ini jarang terjadi. Namun, kematian tidak langsung lebih sering terjadi akibat komplikasi radang paru atau infeksi lainnya. (*)
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar