GridHEALTH.id - Lupus merupakan penyakit autoimun. Kondisi saat sistem imun atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing dengan sel jaringan tubuh sendiri. Kim Kardashian dan Selena Gomez termasuk selebriti yang divonis menderita Lupus.
Baca Juga: Penyakit Autoimun Lupus Perlu Diwaspadai 5 Golongan Berisiko Ini, Siapa Saja?
Penyakit Lupus membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat, seperti jantung, ginjal, paru–paru, kulit, serta otak.
“Lupus tidak menular tapi mengancam jiwa, bisa juga disebut silent killer,” kata Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. Arif Koswandi, SpPD-KGEH, seperti dikutip dari awalbros.com
“Penyebab pasti Lupus belum diketahui. Diduga faktor genetik atau dicetuskan oleh infeksi, stress, pancaran sinar matahari, dan obat obatan,” kata dokter Arif lagi.
Salah satu jenis Lupus yang paling sering terjadi adalah Lupus Eritematousus Seismetik (SLE) yang dikenal sebagai penyakit seribu wajah.
Karena SLE memiliki tampilan penyakit beragam dan mirip dengan penyakit lain, seringkali menimbulkan kekeliruan dalam menganalisanya. SLE gejalanya mirip dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi.
Tingkat keparahannya beragam mulai dari ringan hingga mengancam nyawa. Gejala SLE dapat timbul secara tiba–tiba atau berkembang perlahan.
“Pasien SLE dapat mengalami gejala yang bertahan lama atau sakit sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.”
Baca Juga: Studi: Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis Ternyata Bisa Diprediksi Sebelumnya
Penderita Lupus, kata dokter Arif, mempunyai gejala beragam. Biasanya penderita mengalami keluhan pada kulitnya sehingga berobat ke dokter spesialis kulit.
Gejala Lupus adalah kulit kemerahan di sekitar hidung dan pipi bercak–bercak merah di bagian wajah atau lengan.
“Selain pada kulit, penderita juga merasakan lelah, demam berkepanjangan, rambut rontok, persendian bengkak, dan sariawan," terangnya.
Hingga saat ini penderita Lupus belum dapat disembuhkan total. Pengobatan ditujukan untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi gejala, mencegah kerusakan organ dan memperpanjang harapan hidup.
“Pengobatan Lupus meliputi obat–obatan dan non-obat, yaitu mengonsumsi makanan sehat, menghindari stres fisik maupun psikis, serta olahraga dalam kondisi tidak terpapar sinar matahari. Dukungan dari teman dan keluarga berperan penting dan membantu penderita menghadapi penyakitnya.”
Dikutip dari Lupus Foundation of America, Lupus tidak mengakibatkan komplikasi, jika gejala yang dialami ringan dan dapat terkontrol. Lupus juga tidak akan memengaruhi aktivitas sehari-hari dan tidak mengakibatkan komplikasi.
Namun pada beberapa orang, Lupus dapat menjadi suatu penyakit serius dan mengakibatkan komplikasi yang dapat mengancam nyawa. Berikut ini beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh lupus, antara lain:
- Komplikasi pada sel darah
Lupus dapat mengakibatkan anemia, peningkatan risiko perdarahan, dan pembekuan darah.
- Komplikasi pada ginjal
Peradangan pada ginjal yang diakibatkan oleh Lupus yang terjadi dalam waktu memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit ginjal yang lebih serius, dan memerlukan untuk pengidapnya melakukan cuci darah rutin. Komplikasi ini disebut dengan lupus nefritis.
- Komplikasi pada otak
Jika Lupus menyerang otak, gejala yang dirasakan adalah sakit kepala, pusing, perubahan perilaku, halusinasi, bahkan kejang dan stroke. Beberapa orang juga dapat mengalami gangguan pada ingatan.
- Komplikasi kehamilan
Pengidap Lupus yang sedang hamil harus tetap waspada terhadap komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan. Pasalnya, komplikasi yang terjadi dapat berupa kelahiran prematur, preeklamsia, dan keguguran.
Karena Lupus mempunyai gejala yang sering menyamar sebagai penyakit lain, kita disarankan untuk berdiskusi dengan dokter apabila menemukan salah satu gejalanya. (*)
Source | : | awalbros.com,Lupus Foundation of America |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar