GridHEALTH.id -Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) hampir 800 ribu orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Keinginan Sering Kencing, Bisa Picu Bunuh Diri!
Hal ini berarti satu orang bunuh diri setiap 40 detik. Bunuh diri juga merupakan penyebab kematian kedua di kalangan mereka yang berusia antara 15 sampai 29 tahun, di seluruh dunia.
Pada tahun 2015, 1,4% kematian di seluruh dunia disebabkan karena bunuh diri. Hal ini menempatkan bunuh diri pada peringkat ke 17 penyebab kematian.
Sebanyak 78% dari kasus bunuh diri terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
WHO melaporkan, gangguan kesehatan mental, terutama depresi dan penyalahgunaan obat, berkaitan dengan lebih dari 90% kasus bunuh diri. Akan tetapi, bunuh diri juga terjadi karena berbagai faktor sosiokultural yang kompleks.
Misalnya krisis sosial ekonomi, keluarga, maupun krisis individu, seperti kehilangan orang yang dicintai, pengangguran, orientasi seksual, kesulitan mengembangkan identitas, berhubungan dengan seseorang atau komunitas baik sosial maupun kelompok keagamaan, serta kehormatan.
Lebih lanjut WHO menyebutkan, ada indikasi setiap orang dewasa yang meninggal karena bunuh diri mungkin ada lebih dari 20 orang lain yang akan mencoba bunuh diri.
Hal ini terjadi pada Citra Scholastika yang menceritakan dirinya sempat memiliki niatan untuk bunuh diri kertika berbagai masalah datang menghampiri karir dan kehidupannya.
Niatan tersebut berawal dari datangnya masalah yang bertubi-tubi pada karier dan kehidupan pribadinya. “Keinginan (bunuh diri) itu datang hanya beberapa detik. Itu kayak yang, ‘Tuhan, aku mau mati saja,’” ujar penyanyi jebolan ajang pencarian bakat “Indonesian Idol” ini, seperti dikutip dari Kompas.com (24/10).
Pemilik nama asli Skolastika Citra Kirana Wulan ini memaparkan bahwa saat itu ia merasa kurang banyak waktu untuk keluarga ketika mulai meniti karier sebagai penyanyi di panggung hiburan Tanah Air.
Bahkan Citra juga sempat ingin membuka bisnis namun akhirnya ia berpikir bahwa hal itu tidaklah mudah.
“Banyak banget masalahnya,” tutur Citra. “Sempat merasa jadi penyanyi itu susah. Bermusik itu susah, karena waktu dengan keluarga berkurang. Bisnis juga enggak gampang.”
Untungnya, ketika beban hidupnya dirasa semakin berat, Citra pun berusaha untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Hingga akhirnya satu persatu masalahnya mulai berkurang dan menemukan jalan keluar dan akhirnya ia mengurungkan niatan untuk bunuh diri.
Sebab mulai tersadar bahwa ternyata masalah yang ia hadapi tak seberat dengan yang ia pikirkan.
Baca Juga: Bawang Putih Mampu Atasi Bakteri Campylobacter Salah Satu Pemicu Penyakit Sindrom Guillain-Barre
“Saat itu, banyak sekali pergumulan. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mungkin aku hanya sedang stress saat itu,” papar Citra. “Karena sebenarnya masalah itu tak seburuk itu juga. Hidup tidak semelelahkan itu.”
Lantas pelantun “Everybody Knew” ini mengaku semakin sering untuk mengucap syukur pada Tuhan atas apa yang dikaruniakan dalam hidupnya hingga saat ini dan terkuburnya niatan untuk bunuh diri.
Berita tentang kematian seorang tokoh atau niat untuk bunuh diri, sering kali membuka ruang-ruang diskusi untuk membahas “bagaimana” dan “mengapa”, hingga masalah kesehatan mental.
Situs WTRF.com menyebutkan tanda-tanda utama orang yang ingin bunuh diri di antaranya berbicara tentang menyakiti atau membunuh diri sendiri.
Mereka juga sering membahas atau menulis tentang kematian, mencari-cari atau bahkan sudah memiliki hal-hal yang dapat digunakan untuk bunuh diri seperti senjata atau obat-obatan.
Baca Juga: Tampilannya Makin Berani dan Dewasa, Marshanda Percaya Diri Pose Tanpa Bra
Tanda-tanda ini menjadi lebih berbahaya jika orang tersebut memiliki gangguan suasana hati, seperti depresi, gangguan bipolar, ketergantungan alkohol, pernah berusaha bunuh diri atau memiliki riwayat bunuh diri dalam keluarga.
Sementara gejala-gejala yang lebih halus, namun tetap berbahaya adalah rasa putus asa. Keputusasaan adalah pertanda kuat untuk bunuh diri.
Selain itu, perubahan suasana hati yang dramatis atau perubahan kepribadian secara mendadak, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, mengabaikan penampilan serta menunjukkan perubahan besar dalam kebiasaan makan dan tidur, juga dapat dicermati.
Seseorang yang merasa ingin bunuh diri kemungkinan besar tidak akan meminta bantuan. Akan tetapi tidak berarti mereka tidak menginginkan bantuan.
Mengenali tanda-tanda seseorang yang memiliki pemikiran untuk bunuh diri sangat penting agar mereka bisa segera ditolong.
Menukil artikel dari situs Help Guide, orang yang ingin bunuh diri sebenarnya tidak ingin mati, mereka hanya ingin menghentikan rasa sakitnya.
Oleh karena itu mencegah seseorang melakukan bunuh diri dimulai dari mengenali tanda-tandanya dan menganggapnya serius.
Jika kita yakin bahwa seorang teman atau anggota keluarga ingin bunuh diri, kita dapat berusaha melakukan pencegahan bunuh diri dengan menunjukkan berbagai alternatif, menunjukkan bahwa kita peduli, dan mendapatkan dokter atau psikolog yang tepat untuk menolong mereka.
USA Today menyebutkan agar kita selalu mendampingi seseorang yang ingin bunuh diri. Jauhkan berbagai benda yang kemungkinan dapat digunakan untuk melakukannya.
Situs National Institute of Mental Health menulis agar segera mencari pertolongan dari dokter melalui sambungan telepon 911, atau menghubungi National Suicide Prevention Lifeline.
Dalam wawancara dengan CNN Indonesia pada tahun 2017 lalu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan bahwa nomor darurat 119 dapat digunakan untuk mencegah aksi bunuh diri.
Nila juga berharap agar warga segera menghubungi nomor tersebut jika melihat seseorang yang akan melakukan aksi bunuh diri. Nomor 119 adalah nomor darurat yang dapat digunakan untuk masalah kesehatan mental. (*)
Source | : | Kompas.com,helpguide.org,National Institute of Mental Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar