Ada seorang dokter dari Oregon Emergency Room yang bernama Mark Crislip.
Crislip pernah menelaah hasil elektroensefalograf (EEG) terhadap pasien-pasien yang disebut mati suri.
Untuk diketahui, EEG merupakan metode untuk merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala dan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam otak.
Baca Juga: Risikonya bukan Main, Ini Alasan Kenapa Cacar Air Tidak Boleh Digaruk
Hasilnya, mayoritas pasien-pasien yang disebut mati suri ini dalam studi Crislip tidak benar-benar mati.
Hanya sedikit pasien yang memiliki garis datar atau otaknya benar-benar mati saat mati suri.
Itu pun paling lama hanya terjadi selama 10 detik sebelum pasien sadar kembali.
Kesalahan ini dikarenakan sulitnya mendefinisikan kematian itu sendiri.
Kematian melibatkan berhentinya berbagai macam mekanisme dalam tubuh.
Itulah yang membuat para peneliti hingga sekarang belum bisa menentukan apakah kematian adalah suatu kejadian atau momen tertentu, atau sebuah proses?
Baca Juga: Fakta, Cacar Air Memang Tidak Akan Muncul Dua Kali, Ini Penjelasannya
Menjelaskan pengelihatan orang mati suri
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,intisari,Nova.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar