GridHEALTH.id - Rasa nyeri sebenarnya merupakan usaha pertahanan tubuh dari berbagai gangguan yang sedang merusak organ-organ tubuh, sehingga kita dapat menghindari kerusakan yang lebih parah.
Sebagai contoh, bila kita menginjak bara api, kita merasa nyeri lalu kita segera mengangkat kaki. Bayangkan bila saraf perasa kaki sudah rusak, misalnya akibat penyakit kencing manis, kaki kita mungkin akan terbakar tanpa terasa nyeri dan ini mungkin mengakibatkan kaki perlu diamputasi.
Rasa nyeri atau sakit yang timbul pada tubuh kita kadang datang secara tiba-tiba. Tak jarang kita menganggap remeh rasa sakit tersebut, dan mengira akan hilang dengan sendirinya.
Ternyata, ada beberapa rasa sakit yang sebenarnya tidak boleh kita anggap remeh ataupun sampai mengabaikannya.
Menurut laman kesehatan dalam Today.com , inilah beberapa rasa sakit yang tidak boleh kita abaikan meskipun tampak remeh.
Baca Juga: Waduh, Politisi Ini Menentang Imunisasi Cacar Air, Tak Lama Dirinya Malah Kena, Hukum Karma?
1. Nyeri yang menusuk di antara tulang belikat
Bisa saja serangan jantung karena sekitar 30% orang yang mengalami serangan jantung tidak tertangani dengan segera.
Sakit di antara tulang belikat juga cukup sering terjadi pada wanita, biasanya juga diikuti dengan rasa nyeri di rahang, sesak napas, dan mual.
Jika mengalami gejala-gejala ini (bisa lebih dari satu),kita membutuhkan perawatan segera. Bila merasa nyeri otot hanya terasa sedikit menyengat, serangan jantung terasa seperti hunjaman pisau yang tajam.
Bila itu yang dirasakan, segera cari pertolongan. Jangan menyetir sendiri ke rumah sakit, lebih baik panggil orang lain untuk mengantarkan ke Unit Gawat Darurat.
Baca Juga: Studi: Diet Vegetarian Bisa Bantu Kendalikan Gula Darah Pada Diabetesi
2. Nyeri di kepala “seperti tersambar petir”
Mengalami sakit kepala ringan atau sedang, sepertinya sudah biasa kita alami. Meminum obat sakit kepala generik pun bisa membuat rasa sakit itu pergi.
Akan tetapi jika merasa mendapat sakit kepala terburuk dalam hidup dan datangnya secara tiba-tiba, cari bantuan! Ingat, jangan berkendara sendiri ke rumah sakit.
Bagaimana kita tahu kalau itu bukan migrain? Migrain biasanya memiliki gejala mual, sensitif terhadap cahaya dan suara, dan sakitnya akan berkembang secara bertahap.
Sementara itu, pendarahan di otak karena pecahnya aneurisma bukanlah hal yang umum, tetapi ketika itu terjadi, tindakan yang cepat adalah kuncinya.
Baca Juga: Jessica Simpson Hanya Gosok Gigi 3 Kali Seminggu dengan Alasan Ini, Dokter Gigi Ungkap Risikonya
Operasi dapat menyelamatkan hidup dengan menutup kembali daerah yang lemah. Jika tidak mendapat perawatan dengan segera, kita dapat saja meninggal.
Risiko terbesarnya adalah, jika aneurisma pecah dan terjadi pendarahan di otak, pengobatan akan jeadi lebih sulit dilakukan.
Jangan mengonsumsi aspirin, jika sakit kepala terjadi tiba-tiba atau terlalu intens. Aspirin bisa berisiko meningkatkan pendarahan.
3. Nyeri perut pada area perut bawah sebelah kanan
Rasa nyeri biasanya dimulai pada area tengah perut dan secara bertahap bergerak ke kanan. Jika usus buntu tersebut pecah, dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya karena bakteri yang meledak ke dalam aliran darah akan menginfeksi seluruh tubuh.
Untuk mengetes apakah benar nyeri yang dirasakan adalah usus buntu, coba tekan perut. Perut akan terasa nyeri saat melepas tekanan.
Tes lain, coba angkat lutut sampai ke kepala dan biarkan orang lain menekan otot bawah perut. Jika terasa menyaktikan, bisa jadi usus buntu sudah iritasi.
4. Nyeri pada gigi sampai membangunkan tidur
Terlalu sering menggeretakkan gigi dapat menyebabkan saraf di dalam gigi menjadi meradang dan menghilangkan pelindung enamel.
Kita mungkin malah menggeretakkan gigi hingga ke akar, yang mengarah ke ekstraksi. Hubungi dokter gigi sehingga ia dapat mengetahui masalahnya.
Komplikasi dari menggeretak gigi, yang disebabkan oleh stres dapat dicegah dengan menggunakan pelindung pada malam hari.
Baca Juga: Sedang Tren Meski Kontroversial, Darah Donor Untuk Suntik Awet Muda
5. Nyeri punggung bagian tengah yang disertai demam
Kondisi ini terjadi ketika bakteri yang menyusup saluran kemih menyebar ke ginjal, membuat infeksi lebih parah.
Gejala infeksi ginjal mungkin dimulai dengan infeksi saluran kemih, seperti rasa sakit saat buang air kecil.
Wanita ternyata juga lebih rentan terkena infeksi ginjal. Jika infeksi ginjal tersebut tidak mendapatkan pengobatan, ginjal dapat rusak.
Baca Juga: Mengungkap Resep Panjang Umur dari Penduduk 5 Negara, Mudah Ditiru !
6. Kram menstruasi yang tidak sembuh dengan obat
Jika obat-obatan penghilang rasa sakit tidak membantu, kondisi endomestriosis, yakni lapisan rahim tumbuh di tempat lain bisa jadi penyebabnya.
Endometriosis menghambat kesuburan, dan itu umum. Sebanyak 40 hingga 60% wanita yang pada masa menstruasi mengalami ini kemungkinan juga menderita gangguan kesuburan.
Kecuali sedang berusaha untuk hamil, dokter akan memberikan pengobatan kontrasepsi oral. Jika nyeri terus berlanjut, maka kita mungkin harus melakukan pembedahan jaringan.
7. Nyeri pada area betis
Jika ada area kecil di kaki terasa sakit, bisa saja mengalami DVT (deep vein thrombosis), yakni pembekuan darah di vena dalam. Daerah tersebut juga terlihat merah dan terasa hangat ketika disentuh.
DVT kemungkinan terjadi jika mengonsumsi pil KB atau setelah menempuh perjalanan jauh dengan mobil atau pesawat.
Kecuali kaki sudah sangat bengkak dan rasa sakit menjadi semakin parah dengan cepat, kita bisa menunggu satu hari untuk mendatangi dokter.
Namun hati-hati karena gumpalan bisa bertambah besar atau bahkan pecah, bergerak ke arah paru-paru dan menghentikan aliran darah.
Baca Juga: Seorang Anak Tewas Gara-gara Pasta Gigi yang Bikin Alergi, Timbulkan Syok yang Paling Ditakuti
Ini dapat memengaruhi jantung dan menyebabkan serangan jantung, atau bahkan memengaruhi otak dan menyebabkan stroke. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Rasa Nyeri yang Tidak Boleh Diabaikan", https://lifestyle.kompas.com/read/2014/08/05/125055823/7.Rasa.Nyeri.yang.Tidak.Boleh.Diabaikan?page=all.
Source | : | today.com,Kompas.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar