GridHEALTH.id - Setiap wanita pasti menginginkan hubungan percintaan atau rumah tangganya berjalan bahagia dan tetap sehat.
Namun apa daya, terkadang masih saja ada beberapa hal yang membuat sang wanita merasa risih saat menjalani berhubungan intim, bahkan efek ini bisa berujung pada pasangannya yang menjadi minder.
Salah satunya jika wanita menderita penyakit yang terkesan sepele ini.
Yaitu vaginimus, di mana seorang wanita merakan kontraksi otot di area kewanitaan yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan.
Bahkan hal tersebut bisa terjadi secara berulang-ulang atau terus menerus di 1/3 daerah bagian luar organ intim kewanitaan, yaitu daerah perineum (pinggul), otot levator ani (seputar miss V), hingga otot pubococcygeus (selangkangan/pangkal paha).
Menurut seorang dokter spesialis kandungan dari Bamed Healthcare, dr. Ni Komang Yeni, SpOG menyatakan bahwa penyakit ini bisa menyebabkan gagalnya pernikahan.
"Wanita yang mengalami vaginismus akan sulit melakukan hubungan intim karena otot daerah intim wanita tegang, sehingga salah satu akibatnya bisa terjadi infertilitas (ketidaksuburan)," ujar dr. Yeni saat ditemui GridHEALTH.id, di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, pada Rabu (27/11).
"Bagaimana tidak, sebelum berhubungan saja si wanita yang mengalami vaginismus sudah merasa ketakutan dan kesakitan," lanjutnya.
Perlu diketahui, vaginismus terjadi ketika kontraksi otot pada organ intim wanita ini dapat menjadi berlebihan hingga menyebabkan nyeri saat akan atau sedang berhubungan intim.
Vaginismus masih terdengar tabu karena belum banyak dibahas bahkan membuat wanita merasa tertekan.
Menurut data yang berhasil dihimpun, rupanya di Indonesia tercatat hanya ada sekitar 0,5-1% total penduduk wanita yang mengaku dirinya mengalami kelainan pada kontraksi otot di sekitar area vitalnya.
Umumnya, gejala yang menyertainya adalah sensasi panas terbakar dan sesak saat berhubungan, lubang organ intim wanita menutup sepenuhnya saat dilakukan penetrasi, terjadi kaku otot pada anggota tubuh seperti punggung bawah hingga kaki, bahkan cenderung menghindari berhubungan intim.
Beberpa penelitian mengkategorikan penyakit ini dalam 2 jenis saja, yaitu organik (berpengaruh dari faktor fisik), dan non-organik (berpengaruh dari faktor psikis).
Namun, dr Yeni menyebutkan ada 6 jenis penyakit vaginismus yang menyerang wanita, yaitu:
1. Total vaginismus
Artinya sang wanita secara total tidak bisa memasukan benda asing atau organ intim pria ke dalam organ intimnya.
Pada kondisi ini, wanita biasanya memiliki ciri khas otot di daerah intimnya selalu tegang hingga tak menerima benda asing apapun.
2. Partial vaginismus
Wanita terkadang merasakan kesulitan memasukan benda asing ke dalam organ intimnya.
3. Primer vaginismus
Pada penyakit jenis ini, biasanya sejak awal menikah sang wanita tidak bisa berhubungan.
4. Skunder vaginismus
Jenis ini membuat sang wanita pada dahulu atau seharusnya bisa melakukan hubungan intim, tiba-tiba tidak bisa lagi.
Hal ini didasar oleh beberapa faktor, misal bekas luka pasca persalinan, bahkan trauma masa lalu.
5. Spasdomic vaginismus
Di mana organ intim wanita tidak mampu mentolerir atau tidak bisa menerima organ vital pria, tapi benda lain bisa masuk seperti jari, tampon, atau menstrual cup.
6. Situasional vaginismus
Jenis ini termasuk jenis paling langka dan aneh.
Pasalnya, sang wanita tidak bisa melakukan hubungan intim atau menerima rangsangan dari suaminya, tetapi bisa melakukannya dengan orang lain.
Namun tak perlu kahwatir, jika merasakan gejala atau termasuk dalam golongan penderita vaginismus itu, langsung saja konsultasikan pada dokter spesialis kandungan.
"Penderita vaginismus, biasanya 100% bisa disembuhkan dengan berbagai cara pengobatan atau konseling," pungkas dr Yeni. (*)
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar