GridHEALTH.id - Jangankan di rumah sendiri, anak kost zaman sekarang jika pilih tempat kost pertanyaan pertamanya, "Kamar mandinya di dalam atau di luar?"
Jika kamar mandi di dalam, artinya kamar mandi berada di dalam kamar tidur. Itu yang menjadi prioritas utama untuk dipilih.
Baca Juga: MSG Ternyata Dubutuhkan Tubuh, Selama ini Kita Telah Salah Sangka Kepada Micin
Jadi tidak heran sekarang ini developer perumahan menjual rumah dengan kamar mandi di dalam kamar tidur.
Mereka yang yang tidak mempunyai kamar mandi di dalam kamar pun, akhirnya banyak yang merenovasi kamarnya supaya bisa memiliki kamar mandi di dalam kamar tidur.
Ya, memang harus diakui rumah yang memiliki kamar mandi di dalam kamar tidur keren, juga praktis dan private.
Tapi apakah keuntungannya itu sebanding dengan risiko kesehatan penghuni kamar juga rumah secara keseluruhan?
Memang secara teknis dan artistik kamar mandi di dalam kamar tidur tidak menyalahi aturan.
Tapi sekali lagi, untuk urusan kesehatan?
Ingat, kamar mandi itu sifatnya kotor. Kamar mandi itu lembab. Sedangkan kamar tidur sifatnya bersih, tempat beristirahat dan pemulihan setelah seharian beraktivitas.
Tempat yang sifatnya kotor dan lembab, tentu mengandung air alias basah. Kondisi ini tentu menjadi tempat subur berkembang biak jamur. Jika demikian, tempat yang seperti itu disukai bakteri.
Baca Juga: Ingin Tidur Nyenyak Malam Hari dan Bagun Pagi Segar Bugar? Mandilah Sebelum Tidur
Karena akses kamar mandi langsung ke kamar tidur, mau tidak mau sirkulasi udara dan hawa kamar mandi akan masuk ke kamar tidur.
Sehingga kamar tidur kita akan menjadi lembab, udaranya mengandung udara dari kamar mandi, begitupun hawanya.
Sebab itulah mengapa banyak ahli yang menyatakan jika kamar mandi di dalam kamar tidur tidak sehat, apalagi jika kamar mandinya itu bersatu dengan toilet untuk BAB.
Untuk diketahui, melansir Centers for Disease Control & Prevention (CDC), lingkungan lembab dan berjamur dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan.
Jamur dapat menyebabkan hidung tersumbat, iritasi tenggorokan, batuk atau mengi, iritasi mata, atau, dalam beberapa kasus, iritasi kulit.
Penderita alergi jamur mungkin memiliki reaksi yang lebih parah.
Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah dan orang-orang dengan penyakit paru-paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif, mungkin mendapatkan infeksi serius di paru-paru mereka ketika mereka terpapar jamur.
Pada 2004, Institute of Medicine (IOM) menemukan ada bukti yang cukup untuk menghubungkan paparan jamur dengan gejala saluran pernapasan bagian atas, batuk, dan mengi pada orang yang sehat; dengan gejala asma pada orang dengan asma; dan dengan pneumonitis hipersensitif pada individu yang rentan terhadap kondisi yang dimediasi kekebalan.
IOM juga menemukan bukti terbatas atau sugestif yang menghubungkan paparan jamur dalam ruangan dan penyakit pernapasan pada anak-anak yang sehat.
Studi terbaru lainnya menunjukkan adanya hubungan potensial paparan jamur awal terhadap perkembangan asma pada beberapa anak, terutama di antara anak-anak yang secara genetik rentan terhadap perkembangan asma, dan bahwa intervensi terpilih yang memperbaiki kondisi perumahan dapat mengurangi morbiditas akibat asma dan alergi pernapasan, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian dalam hal ini.
Adapun hubungan antara efek kesehatan yang merugikan lainnya, seperti perdarahan paru idiopatik akut di antara bayi, kehilangan memori, atau kelesuan, dan jamur, termasuk jamur Stachybotrys chartarum (Stachybotrys atra), belum terbukti.
Hal yang sama diakui oleh Indra Zaka Permana, arsitek prinsipal dari PrivateLaboratory.net. Melansir Nakita.id dari Nova.id, kamar mandi memang memiliki risiko rembes.
Menurutnya, baik atau tidak letak kamar mandi pribadi tersebut, justru ditentukan oleh kesiapan kita akan risiko jika tidak terdesain dengan baik, yaitu kelembapan ruang yang tinggi.
“Karena ada penggunaan air di situ, pemakaian cenderung tidak kontinu, air lebih banyak. Apalagi sifat (kamar mandi) untuk menyimpan air,” lanjut Zaka yang juga mantan jurnalis majalah IDEA.
Kelembapan yang tercipta, terang saja akan membuat kamar mandi lebih rentan berlumut jika kita tidak memerhatikan prosedur perawatan yang ideal.
Belum lagi, kalau kita memilih menggunakan bak air ketimbang shower atau tangki luar ruang sebagai tempat penampungan air.
Jentik nyamuk bisa berkembang liar dan membahayakan kesehatan.
Terkecuali, jika bersedia untuk rajin mengurasnya.
“(Kamar mandi dalam) akan menyebabkan pengaruh kelembapan yang tinggi di dalam ruangan. Untuk itu, apakah (mau) itu dibiarkan lembap begitu saja, atau ada pengolahan aliran udara, sehingga tetap ada udara yang masuk."
"Kalau kita biarkan, mungkin akan ada lumut, atau sarang laba-laba, atau juga bau, karena ada bakteri anaerob yang tumbuh,” imbuh Zaka.
Jadi jika kita tetap ngotot ingin kamar mandi di dalam kamar, pertama pastikan kita selalu bersedia untuk mengurusnya, menjaga kebersihannya setiap hari.
Baca Juga: Endusan Anjing Peliharaan Deteksi Kanker Ovarium Pada Wanita, Majikannya Berhutang Nyawa
Pastikan juga kamar mandi yang basah hanya tempat mandi. Yang lain tidak, tak terkecuali daerah koloset.
Selain itu, kamar andi harus menggunakan matrial berkualitas supaya tidak ada rembes, jamur.
Terkahir, pastikan kamar mandi mempunyai sirkulasi uadara lapang langsung dua arah, dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Jadi udara tidak masuk ke dalam kamar tidur.(*)
Source | : | Nakita,cdc.gov,nova.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar