GridHEALTH.id - Menyambut peringatan hari AIDS 2019, ada baiknya kita menghangatkan kembali pengetahuan kita semua tentang obat antiretroviral (ARV).
Dengan ARV ODHA alias orang dengan HIV/AIDS (ODHA) setidaknya sudah bisa kembali beraktivitas, produktif bekerja, dan hidup bersama keluarga dengan aman.
Tapi dalam kesempatan ini, di momen yang tepat, menyambut hari AIDS 2019, kita harus tahu jika ARV sendiri merupakan obat untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV.
Obat ARV ini tidak membuat seseorang sembuh dari HIV/AIDS.
Penggunaan obat ini dilakukan dengan cara mengonsumsi beberapa obat ARV yang digabungkan alias kombinasi atau disebut terapi antiretroviral (ART).
Sejauh ini, terapi pengobatan inilah yang paling memungkinkan membuat sistem kekebalan tubuh ODHA tetap sehat.
Perlu diketahui, sampai saat ini memang belum ditemukan penyembuh infeksi HIV.
Sementara itu, obat terapi ART ini berguna untuk mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh hingga ke tingkat yang tidak lagi dapat terdeteksi dengan tes darah.
Sama halnya dengan penyakit lain, obat ARV ini juga memiliki efek samping yang mungkin muncul setelah dikonsumsi seperti Diare, mual, muntah, mulut kering, kerapuhan tulang, kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol abnormal, kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis), penyakit jantung, pusing, sakit kepala, sulit tidur, dan tubuh terasa lelah.
Meski begitu, obat ARV ini ternyata mampu membuat sistem kekebalan tubuh ODHA menjadi lebih baik, dengan catatan harus di minum secara kombinasi dan harus dijalani seumur hidup.
Adapun obat-obatan antiretroviral yang sering digunakan untuk mengobati HIV diantaranya adalah:
Nucleoside / nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NRTIs), juga disebut analog nukleosida, seperti abacavir, emtricitabine, dan tenofovir. Obat-obatan ini sering dikombinasikan untuk hasil terbaik.
Nonnucleoside terbalik transcriptase inhibitor (NNRTI), seperti efavirenz, etravirine, dan nevirapine.
Baca Juga: Fakta Pengobatan Ningsih Tinampi, Menggunakan Wortel Juga, Diklaim Bisa Obati Segala Penyakit
Protease inhibitor (PI), seperti atazanavir, darunavir, dan ritonavir.
Entry Inhibitors (EI), seperti enfuvirtide dan Maraviroc.
Integrase Inhibitors (II), dolutegravir and Raltegravir.
Dari obat-obat tersebut, ada beberapa obat-obatan yang digabungkan dalam satu pil, sehingga membantu mengurangi jumlah pil yang harus diminum setiap harinya.
Baca Juga: Pengobatan Ningsih Tinampi, Mengobati Pasien dengan Wortel Antrinya Hingga Tahun 2020
Dilansir dari WebMD, hasil penelitian menunjukkan, bahwa seseorang tidak terinfeksi HIV dan mengonsumsi obat antiretroviral dapat melindunginya dari tertular HIV.
Namun, untuk meminimalisir risiko tertular HIV, melakukan seks aman tetap yang utama.
Pasalnya, meski sudah menjalani terapi ARV, orang dengan virus HIV masih bisa menularkan HIV kepada orang lain. (*)
#hariaids2019
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | WebMD,Spiritia.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar