GridHEALTH.id - Selama ini, beberapa orang yak tak merokok mengaku bahwa dirinya kesal dengan tingkah para perokok yang terkadang menyulut rokok sembarangan.
Bagaimana tidak, asap rokok yang mengepul seolah-olah mencekik leher hingga tak jarang menyebabkan sesak napas.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Riau, Dampaknya Mulai Gangguan Pernapasan Hingga Cacat Janin
Sayangnya, dibalik gembar-gembor bahaya asap rokok, rupanya asap sisa buangan dari rokok ini memiliki bahaya yang tak seberapa dibanding asap pembakaran sampah.
Seperti diketahui, sebagian orang Indonesia masih sering membakar sampah guna mengurangi tumpukan sampah dalam rumahnya.
Namun tahukah bahwa timbulnya asap pembakaran sampah ini dapat merusak kesehatan?
Melansir laman resmi Pemerintah Canada, asap pembakaran sampah mengandung beberapa polutan, misal dioksin, furan, arsen, air raksa, merkuri, karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogenoksida, sulfuroksida, dan asam hidroklorik.
Beberapa polutan ini juga dapat berakhir di abu yang tertinggal dari pembakaran sampah secara terbuka.
Bahkan jenis polutan dioksin dan furan dapat menyebabkan jenis kanker tertentu, masalah hati, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, sistem endokrin, dan fungsi reproduksi, serta efek negatif pada sistem saraf berkembang dan peristiwa perkembangan lainnya.
Menurut laman Climate Central, adanya kandungan hidrokarbon benzopirena dalam asap pembakaran sampah dinilai lebih berbahayta dibanding asap rokok.
Gas beracun tersebut memiliki potensi bahaya 350 kali lebih besar ketimbang asap rokok.
Zat ini bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker, memicu kerusakan hati dan ginjal, mudah lelah dan iritasi pada kulit.
Asap pembakaran sampah juga tergolong fatal karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan di otak.
Berdasarkan laman U.S Environmental Protection Agency memperingatkan bahaya asap pembakarn sampah ini pada seseorang dengan kondisi tertentu, seperti:
- Seseorang dengan penyakit jantung atau paru-paru, seperti gagal jantung, angina, penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronis, emfisema atau asma.
- Orang lanjut usia (lansia), yang membuat lebih mungkin memiliki penyakit jantung atau penyakit paru-paru daripada orang yang lebih muda.
- Anak-anak hingga remaja, karena sistem pernapasan mereka masih berkembang, mereka menghirup lebih banyak udara (dan polusi udara) per pon berat badan daripada orang dewasa, mereka lebih cenderung aktif di luar ruangan, dan mereka lebih cenderung memiliki asma.
- Penderita diabetes, karena lebih cenderung memiliki penyakit kardiovaskular yang mendasarinya.
- Wanita hamil, karena mungkin ada efek kesehatan potensial untuk ibu dan janin yang sedang berkembang.
Melihat bahaya dari asap pembakaran sampah, lebih baik kita mulai menerapkan mengurangi penggunaan beberapa barang sekali pakai seperti plastik.
Cara ini merupakan satu-satunya langkah untuk menyelamatkan bumi dari bahaya global warming dan kerusakan lingkungan.
Yang terpenting, sebelum melakukan suatu hal, perhatikan keselamatan dan kesehatan orang-orang di sekitar kita.
Jangan sampai akibat asap pembakaran sampah menyebabkan seseorang terluka dan sakit. (*)
Source | : | climatecentral.org,epa.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar