GridHEALTH.id - MPASI sudah bisa diberikan pada bayi usia enam bulan. Tapi ada juga yang menyatakan bisa diberikan sejak usia empat bulan.
MPASI ini sejatinya wajib. Sebab bayi di usia yang sudah harus mendapatkan MPASI asupan dan kebutuhan gizinya sudah tidak bisa lagi dicukupi oleh ASI.
Kalau hanya dari ASI saja, bayi bisa kurang gizi.
MPASI yang diberikan ke bayi tentu harus terbaik. Seperti apa?
MPASI terbaik itu adalah yang mengandung aneka zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi saat itu seuai tahapan usianya.
Karenanya untuk urasan MPASI ini orangtua harus cerdas, cerdik, telaten.
Plus, jika membuat MPASI sendiri harus selalu rela luangkan waktu dan tenaga untuk berpusing-pusing dan bersusah payah setiap hari.
Kenapa? Karena ibu harus belajar tentang ilmi gizi hingga kandungan gizi dari setiap bahan makanan untuk bayi, begitu juga cara mengolahnya.
Ingat, cara mengolah salah, kandungan gizi yang ada di dalam bahan makanan bisa rusak dan hilang.
Jika demikian tujuan ibu membuat MPASI sendiri supaya pemenuhan kebutuhan gizi maksimal tidak tercapai.
Itu baru satu kasus dan contoh. Belum lagi kontaminasi silang yang harus ibu ketahui pada saat mengolah bahan makanan bayi menjadi MPASI, hingga kehigienisan mengolah MPASI, menyajikan, dan masih banyak yang lainnya.
Nah, karena hal itu pula MPASI instan lahir dan banyak disarankan.
Meta Herdiana Hanindita, dokter spesialis anak, tidak melarang pemberian MPASI instan kepada bayi.
Hal ini dia ungkapkan dalam acara peluncuran buku barunya yang bertema parenting di Jakarta, pada Jumat (9/2/2018).
Memasuki usia enam bulan, bayi sudah diizinkan menikmati MPASI.
Pasalnya, zat besi yang terkandung dalam ASI tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi harian.
Zat besi ini baik bagi perkembangan otak dan pertumbuhan otot bayi.
Baca Juga: Awas Jangan Makan Sambil Minum Apalagi Perempuan, Berat Badan Naik dan Menciptakan Racun Dalam Tubuh
"ASI hanya mengandung 0,2 miligram zat besi. Sementara tubuh perlu 11 miligram. Sisanya 10,8 miligram diperoleh dari asupan MPASI," ujar Meta.
Meta menilai, pemberian MPASI instan justru membantu para ibu untuk mendapatkan kejelasan takaran zat besi.
Ibu akan kebingungan mengira-ngira kesesuaian banyaknya bahan makanan dengan zat besi yang dihasilkan.
"Silakan saja kalau para ibu mau bikin MPASI homemade. Asal tahu seberapa banyak daging sapi yang mesti dimasak. Tahu, daging ayam, ati ampela, atau bayam yang harus diolah seberapa?" kata Meta.
Meta menyebut, untuk memperoleh 10,8 miligram zat besi saja, dibutuhkan 950 gram bayam yang dimasak.
Jumlah itu sangat besar bila melihat bahwa umumnya orang hanya mengonsumsi beberapa lembar daun bayam saja.
"MPASI intan ini lebih praktis karena telah mengandung zat besi yang diaktivasi dalam jumlah yang tepat," kata Meta.
Baca Juga: Berbagai Hal yang Dapat Membuat Kita Muntah, Dari Adanya Penyakit Sampai Hal yang Tak Terduga
Dokter spesialis anak ini juga meminta para ibu untuk tidak usah khawatir dengan kandungan MSG dalam MPASI instan.
WHO telah menerapkan standar baku tentang makanan bayi yang dilarang menggunakan MSG.
Dengan demikian, MPASI instan yang telah diizinkan edar oleh BPPOM telah lolos tahap pengontrolan kualitas sesuai kriteria Codex WHO.
"Minusnya, MPASI instan tuh lebih mahal dengan rasa dan tekstur itu-itu saja. Kelebihannya lebih praktis dan ibu tidak usah berpikir lagi takaran gizinya," pungkas Meta.
mau MPASI instan atau menbuat sendiri, semuanya kembali kepada diri ibu masing-masing. (*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Alasan Dokter Meta Lebih Sarankan MPASI Instan untuk Anak
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar