GridHEALTH.id – Ariel Tatum mengakui secara terbuka tentang kondisi mentalnya beberapa hari yang lalu.
Aktris sekaligus model iklan itu ternyata mengidap Borderline Personality Disorder atau biasa disebut kepribadian ambang.
Kondisi itu diketahui Ariel saat untuk pertama kalinya ia mengunjungi psikolog di usia 13 tahun.
Hal itu diungkap Ariel belum lama ini saat ngobrol bersama Boy William di kediamannya.
"Gue sadar ada yang gak bener di diri gue itu waktu umur 13 tahun," ucap Ariel seperti dikutip Grid.ID dari tayangan BARENG BOY di kanal YouTube Trans7 Official, Selasa (3/12/2019).
"Dari umur 13 tahun itu gue nabung uang jajan sendiri buat cari psikolog. Beberapa psikolog lah ya," jelasnya.
Diakui Ariel, selama hampir tiga tahun ia menjalani pengobatan dengan psikolog sendirian.
Baru di usia 16 tahun ia memberanikan diri untuk mengungkapnya pada keluarga.
Rupanya, sang ayah, Rico Murry, sempat tak bisa menerima kondisi Ariel dengan gangguan mental yang diidapnya.
Namun usai tahu putrinya tersebut dinyatakan positif idap kepribadian ambang, sang ayah jadi orang yang paling men-support segala hal.
"Bokap gue malah orangnya lebih enggak percaya lagi sama hal-hal kayak gitu."
"Mikirnya kayak enggak lah, itu cuma stres biasa."
"Tapi begitu dia tahu tentang kondisi gue, dia banyak melakukan penelitian," lanjutnya.
"Dia juga jadi lebih mau mengetahui dan coba mencari tahu lebih dalam lagi seputar kesehatan mental," pungkasnya.
Lalu, apa itu kepribadian ambang dan apa saja gejala orang yang menderita gangguan tersebut?
Borderline personality disorder (BPD) atau kepribadian ambang adalah gangguan kesehatan mental yang berdampak pada cara penderita berpikir dan merasakan tentang dirinya sendiri dan orang lain.
Termasuk masalah citra diri, kesulitan mengendalikan emosi dan perilaku, dan pola hubungan yang tidak stabil.
Dengan gangguan kepribadian ambang, penderita memiliki ketakutan yang kuat akan diabaikan atau ketidakstabilan, dan penderita mungkin mengalami kesulitan mentolerir sendirian.
Gangguan kepribadian ambang biasanya dimulai pada awal masa dewasa.
Kondisi ini tampak lebih buruk di usia dewasa muda dan bisa membaik secara bertahap seiring bertambahnya usia.
Melansir dari Mayo Clinic, tanda dan gejala yang mungkin terjadi pada penderita kepribadian ambang ialah:
- Ketakutan yang kuat akan diabaikan, bahkan melakukan tindakan ekstrem untuk menghindari perpisahan atau penolakan yang nyata ataupun hanya imajinasi.
- Pola hubungan intens yang tidak stabil, seperti kerap kali mengidealkan seseorang dan kemudian tiba-tiba percaya bahwa orang itu tidak cukup peduli atau kejam.
Baca Juga: Penderita HIV di Bekasi Terbanyak Pria Penyuka Sesama Jenis, Kurang Bahagia di Rumah dengan Istrinya
- Perubahan cepat dalam identitas diri dan citra diri yang mencakup perubahan tujuan dan nilai-nilai, dan melihat dirinya sendiri buruk atau seolah-olah tidak ada sama sekali.
- Periode paranoia yang berhubungan dengan stres dan hilangnya kontak dengan kenyataan, berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
- Perilaku impulsif dan berisiko, misalnya menyabotase kesuksesan dengan tiba-tiba berhenti dari pekerjaan yang bagus atau mengakhiri hubungan yang positif.
- Ancaman bunuh diri atau perilaku cedera diri, sering kali sebagai respons terhadap rasa takut akan perpisahan atau penolakan.
- Perubahan suasana hati yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
- Perasaan hampa yang berkelanjutan.
- Kemarahan yang intens dan tidak jelas, seperti sering kehilangan kesabaran, bersikap sarkastik dan sengit, atau bertengkar secara fisik. (*)
(Deva Norita Putri)
Source | : | Mayo Clinic,Grid.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar