GridHEALTH.id - Penderita diabetes semakin bertambah. Tak terkecuali di Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevelensi diabetes melitus berdasarkan pemeriksaan darah naik dari 6,9 % di tahun 2013 menjadi 8,5 %.
Baca Juga: Berita Kesehatan MPASI: Bolehkah Bayi Komsumsi Garam di Usia 6 Bulan? Ini Kata Ahli
Mengenai hal ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa diabetes sering dikaitkan dengan gaya hidup dan pola makan seseorang yang berakibat meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh.
Selain itu, ada faktor keturunan dari orangtua yang menurun ke anaknya secara langsung.
Untuk diketahui, diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tak memproduksi cukup insulin atau tubuh tak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Baca Juga: Waduh, Politisi Ini Menentang Imunisasi Cacar Air, Tak Lama Dirinya Malah Kena, Hukum Karma?
Insulin ini merupakan hormon untuk mengatur kadar keseimbangan gula darah.
Seiring berjalannya waktu, diabetes dapat mengganggu fungsi organ tubuh manusia.
Sehingga beberapa organ tubuh bekerja tak semestinya dan ada pula yang harus diamputasi.
Pada 1919, Dr Frederick Allen dari Rockefeller Institute di New York menerbitkan "Peraturan Diet Total dalam Pengobatan Diabetes" yang memperkenalkan terapi diet ketat atau pengobatan kelaparan sebagai cara untuk mengelola diabetes.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Tak Perlu Obat, 3 Bahan Alami Rumahan Ini Bisa Sembuhkan Cacingan
Source | : | GridHealth.ID,Pers Rilis World Diabetes Day |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar