Dalam memperingati Hari Juang 2019, TNI Angkatan Darat (AD) yang berkolaborasi dengan Smile Train Indonesia dan Persatuan Dokter Spesialis Plastik, Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) melaksanakan operasi bibir sumbing gratis di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Banderol Rp 80 Juta Setiap Kali Kencan, Pernikahan Vanessa Angel Malah Dihujat Warganet, Settingan?
Menurutnya ada beberapa pasien yang tidak memungkinkan melakukan operasi bibir sumbing karena berat badan kurang yang diakibatkan kurang gizi.
"Meski begitu mereka tetap didaftarkan dan diberi asupan gizi, berkordinasi dengan rumah sakit setempat dan setelah memenuhi syarat akan di daftar ulang," ungkap Jenderal Andika.
Menilik dari sisi medis, prosedur operasi termasuk operasi bibir sumbing pada anak kurang gizi memang sangat tidak disarankan, sebab mereka berisiko mengalami dehisensi luka operasi.
Dilansir dari fk.ui.ac.id, dehisensi luka operasi merupakan kondisi terbukanya kembali luka operasi yang telah dijahit secara primer.
Ada banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan baik bagi penderita, keluarga, maupun ahli bedah beserta tim.
Dampak bagi penderita antara lain infeksi dan perluasan luka yang diikuti oleh penyulit.
Tidak jarang kematian dijumpai sehubungan dengan infeksi berat atau penyulit yang terjadi.
Baca Juga: Bawang Merah dan Kapur Barus, Solusi Bagi yang Mempunyai Masalah dengan Uban
Pada pasien yang bertahan hidup, kerap diperlukan operasi berulang, lama rawat yang berkepanjangan dampak psikologis serta biaya pengobatan.
Penyebab dehisensi luka operasi pada anak pun bersifat multifaktorial.
Diantaranya faktor tubuh anak, baik lokal (jenis sayatan, jenis simpul, operasi gawat darurat, operasi terinfeksi atau kebocoran usus) maupun sistemik dan faktor lingkungan.
Source | : | Gridhealth.id,fk.ui.ac.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar