Dan juga, anak-anak yang dibully mungkin akan mengalami penurunan prestasi akademik, mereka lebih cenderung ketinggalan pelajaran, bolos, atau putus sekolah.
Sedangkan anak-anak yang membully berisiko lebih tinggi untuk penggunaan narkoba, masalah akademik, perilaku kekerasan, dan perilaku berisiko lainnya di kemudian hari.
Studi penelitian National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) menunjukkan bahwa siapa pun yang terlibat dengan bullying punya risiko tinggi untuk depresi.
Studi penelitian yang didanai NICHD juga menemukan bahwa tidak seperti bentuk-bentuk bullying biasa, anak atau remaja yang dibully secara elektronik (cyberbullying), seperti dengan komputer atau telepon seluler, memiliki risiko depresi yang lebih tinggi daripada anak atau remaja yang membully mereka.
Wah, banyak sekali dampak negatif dari tindakan bullying yang pernah dialami Prilly Latuconsina, semoga para korban dan pelaku bullying segera diberi pertolongan dan edukasi tentang bahayanya budaya bullying.(*)
Source | : | Grid.ID,stopbullying.gov,nichd.nih.gov |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar