GridHEALTH.id - Sebagian orang setelah pulang liburan merasa lega, plong, dan yang terutama rileks karena sudah menghabiskan waktu jauh dari urusan pekerjaan.
Tapi jangan heran kalau ada sebagian lagi yang menganggap, liburan sebagai roller coaster yang berada di fase turun. Entah itu dikarenakan ekspektasi tinggi yang tak kesampaian, atau ketakutan kembali ke fase-fase kesepian saat bekerja.
Beberapa ahli mengatakan depresi pasca liburan atau post-holiday syndrome adalah sesuatu yang lumrah adanya. Perasaan sedih, bersalah, marah, apalagi jika liburan yang dilaluinya tidak membuatnya lebih bahagia.
Sindrom ini biasanya dimulai dengan gejala munculnya perasaan sedih, rasa bersalah, marah, dan tidak bahagia.
Sampai muncul gangguan emosi yang cukup parah misalnya insomnia, pemarah, nafsu makan menurun drastis, sulit konsentrasi, cemas, dan lain sebagainya.
Beberapa hari yang lalu, bisa jadi kita tengah menyantap hidangan terlezat dengan keluarga.
Baca Juga: Sering Mulas di Pagi Hari? Hindari 4 Jenis Makanan Ini di Saat Sarapan
Setelah itu berlalu, kita akan kembali ke fase bekerja, meringkuk di tengah tumpukan dokumen-dokumen yang membosankan.
Source | : | The Daily Telegraph |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar