GridHEALTH.id – Penyakit cacingan tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Infeksi parasit cacing yang sering menyerang anak-anak ini bukanlah kondisi yang sangat serius karena masih bisa disembuhkan.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Sumber Air Tawar Seperti Ini Sarang Cacing Pipih Penyebab Demam Keong
Walaupun penyakit cacingan bukan penyakit serius, jika tidak segera diobati maka bisa berakibat fatal.
Akan tetapi, ada berbagai jenis infeksi cacing sehingga obatnya pun juga berbeda-beda. Obat cacing jenis tertentu tidak akan mampu mengobati segala jenis infeksi cacing.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Selada Air yang Terkontaminasi Bisa Sebabkan Infeksi Cacing Hati
Contohnya saja, obat cacing yang disebut Praziquantel. Obat ini termasuk dalam golongan obat cacing yang digunakan untuk mengobati infeksi parasit tertentu, seperti cacing Skistosoma (cacing pipih/demam keong) dan Fasciola hepatica (cacing hati).
Obat cacing ini bekerja dengan melumpuhkan cacing, menyebabkan cacing-cacing itu melepaskan cengkeramannya pada dinding pembuluh darah sehingga tubuh dapat menghilangkannya secara alami.
Cara menggunakan tablet Praziquantel ialah telan obat ini bersama dengan makanan seperti yang diarahkan oleh dokter, biasanya 3 kali sehari (dengan jeda waktu 4 sampai 6 jam) selama 1 hari. Lalu telan tablet dengan segelas penuh air (8 ons atau 240 mililiter).
Jangan mengunyah atau menghisap tablet karena rasa praziquantel yang pahit dapat menyebabkan tersedak atau muntah.
Dokter mungkin akan mengarahkan untuk minum obat ini kurang dari 3 kali sehari atau meminumnya lebih dari 1 hari. Ikuti petunjuk dokter dengan tepat.
Jika mengalami kesulitan menelan tablet, obat dapat dihancurkan dan dicampur dalam makanan lunak atau cairan.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Infeksi Cacing Kremi, Penyakit Cacingan yang Sering Menyerang Anak-anak
Dosis penggunaan obat Praziquantel didasarkan pada kondisi medis, berat badan, dan respons terhadap pengobatan.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Hindari makan jeruk bali atau minum jus jeruk bali saat menggunakan obat ini kecuali dokter atau apoteker mengatakan bahwa itu aman.
Hal ini dikarenakan jeruk bali dapat meningkatkan kemungkinan efek samping dengan obat Praziquantel.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Minum Obat Cacing Tidak Boleh Makan Jeruk Bali
Layaknya obat-obatan lainnya, obat Praziquantel juga bisa memilki efek samping seperti sakit kepala, pusing, sakit perut, mual, kelelahan, lemah, nyeri sendi / otot, kehilangan nafsu makan, muntah, dan berkeringat.
Efek samping ini biasanya ringan dan hanya sementara dan mungkin merupakan gejala infeksi cacing yang akan mati.
Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, segeralah beri tahu dokter atau apoteker.
Walaupun jarang, efek samping yang sangat serius bisa saja terjadi seperti diare berdarah, demam, detak jantung lambat atau tidak teratur, serta kejang-kejang.
Sebelum meminum praziquantel, beri tahu dokter atau apoteker jika memiliki riwayat medis dan alergi terhadapnya atau jika memiliki alergi lainnya.
Obat cacing ini mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak aktif, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.
Sebagian orang mungkin saja dapat mengalami efek samping yang tidak disebutkan di atas, maka dari itu segera hubungi dokter atau apoteker jika mengalami efek samping lainnya.
Selama kehamilan, obat Praziquantel hanya harus digunakan saat benar-benar dibutuhkan. Obat ini juga masuk ke dalam ASI, maka konsultasikanlah dengan dokter sebelum menyusui.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Cacing Guinea, Infeksi Cacing Ganas yang Bisa Sebabkan Kulit Melepuh
Jika tidak sengaja melewatkan satu dosis, minumlah segera setelah ingat. Namun jika baru teringat saat sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati saja dosis yang sudah terlewat itu, lalu minum dosis berikutnya sesuai waktu yang biasanya.
Jangan pernah menggandakan dosis obat cacing atau obat lainnya ya! (*)
#berantasstunting
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar