GridHEALTH.i d- Beberapa hari terakhir ramai dibicarakan polemik mengenai Perairan Natuna dan China.
Laut Natuna kembali memanas setelah China mulai menyerang wilayah Indonesia tersebut.
Jika awalnya hanya 'memancing ikan' kini China telah berani mengobrak-abrik Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Meski begitu rupanya Natuna hanyalah satu dari sekian daftar konflik yang lebih besar. Namun terlepas dari itu, ada yang tak kalah viral, yaitu pneumonia China.
Melansir laman The Strait Times, saat ini setidaknya sudah 59 orang menjadi korban wabah pneumonia.
Infeksi wabah pneumonia yang masih misterius itu kali pertama dilaporkan di kawasan Wuhan, China Tengah.
Pneumonia merupakan infeksi yang menyerang kantung udara di satu atau kedua paru-paru.
Kantung udara dapat terisi dengan cairan atau nanah (bahan purulen) yang menyebabkan batuk berdahak atau nanah, demam, kedinginan, dan sulit bernapas.
Tingkat pneumonia mulai dari yang ringan sampai yang mengancam jiwa.
Baca Juga: Masih di Inkubator, Potret Putra Puput Nastiti Devi dan Ahok BTP Curi Perhatian Publik
Penyakit ini paling serius untuk bayi dan anak kecil, orang yang berusia lebih dari 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah.
Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, dan usia, serta kesehatan secara keseluruhan.
Tanda-tanda dan gejala-gejala ringan seringkali mirip dengan gejala flu atau pilek, tetapi bertahan lebih lama.
Namun beredar kabar bahwa pneumonia China ini disebabkan flu burung, coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah, dan virus SARS.
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam: Demam Bisa Sebabkan Mimpi Buruk
Berdasarkan WHO, virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah salah satu jenis penyakit pernapasan atau pneumonia.
Awalnya, virus ini manusia yang menginfeksi di provinsi Guangdong, China selatan pada tahun 2002.
Epidemi SARS mempengaruhi 26 negara dan menghasilkan lebih dari 8000 kasus pada tahun 2003.
Sejak itu, sejumlah kecil kasus telah terjadi sebagai akibat dari kecelakaan laboratorium atau, mungkin, melalui penularan dari hewan ke manusia (Guangdong, China).
Dari hasil penelitian didapati bahwa infeksi tersebut tidak menular antar manusia.
Meski demikian, melalui laman resmi Kementerian Kesehatan RI menyatakan pasang badan demi mencegah masuknya virus tersebut ke Indonesia.
"Jika ditemukan pasien seperti di Wuhan akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas," tulis di laman tersebut.
Selain itu, Kemenkes RI juga melakukan deteksi, pencegahan dan respon terhadap kemungkinan masuknya pasien pneumonia berat dari luar negeri, termasuk dari China melalui bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara. (*)
#berantasstunting
Source | : | WHO,The Strait Times,Kemenkes RI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar