GridHEALTH.id - Dalam video di saluran YouTube Narasi Entertainment dengan tajuk 'Rizky Febian: Waktu SD Gue Cupu Sampai Pernah Dipalak (Part 1) - Duo Bujang', Rizky menyatakan tentang masa kecilnya yang suram.
"Masa kecil gue suram juga. Gua cupu, waktu SD dipalak sampai mau keluar SD. Dipalak bener-bener dipalak," papar Rizky dalam video yang tayang pada Kamis (9/1) lalu.
Rizky Febian secara terang-terangan mengaku memiliki masa kecil yang suram. Pengalaman pahit sempat dialaminya saat duduk di bangku sekolah dasar.
Saat masih SD, anak komedian Sule dan mendiang Lina itu menjadi korban palak seorang teman bernama Ucup. Posisi Rizky Febian sebagai korban dari aksi pemalakan itu berlangsung cukup lama.
Kala itu, Rizky pun tak berani melawan lantaran ia takut dengan latar belakang keluarga Ucup yang kebanyakan terlibat kriminal dan aksi premanisme.
Tak cuma dipalak uang dan makanan, Rizky Febian juga disuruh berantem dengan temannya di hadapan Ucup karena saat itu tengah populer acara televisi bertajuk WWE SmackDown yang merupakan program hiburan gulat.
Baca Juga: Lagi, Korban Vape Seorang Gadis Berusia 19 Tahun, Paru-paru Rusak dan Bolong!
Menjadi korban aksi pemalakan, Rizky justru memilih untuk diam dan tak melaporkan hal yang berlangsung cukup lama ini kepada orangtua nya. "Gua tipikal yang gak aduan (sama orangtua)," jelasnya.
Aksi palak Ucup yang bersifat aksi premanisme akhirnya usai setelah orangtuanya meninggal. Dari situ Ucup kemudian minta maaf dan setelah dewasa, Rizky pun mengaku bahwa ia menjalin pertemanan dengan Ucup.
Baca Juga: Berita Kesehatan Diabetes: Tubuh Kurus Akibat Diabetes, Ternyata Ini Penyebabnya
Mungkin yang tidak disadari Rizky, meski mengaku sudah berteman dengan pem-bully-nya, bullying bisa berdampak negatif pada kesehatan mental hingga dewasa.
Bahkan dampaknya juga bisa membuat seseorang memiliki niat bunuh diri atau melampiaskannya pada penggunaan obat-obatan terlarang.
Dilansir dari forbes.com dalam "The Psychological Effects Of Bullying Last Well Into Adulthood, Study Finds" disebutkan pula bahwa anak-anak yang "hanya" menjadi korban bullying (yang tidak pernah menjadi pelaku bullying) memiliki risiko tinggi mengalami gangguan depresi, dan gangguan kecemasan.
Bisa juga muncul generalized anxiety disorder (kecemasan kronis yang ditandai dengan rasa khawatir dan tegang yang berlebihan), dan agorafobia (ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang merasa sulit melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik) pada saat dewasa.
Pelaku bullying itu sendiri juga bisa mendapatkan dampak negatifnya ketika dewasa. Saat dewasa, pelaku rentan terjebak kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kekerasan, dan tindak kriminal lainnya.
Baca Juga: Selain Tahi Lalat, Kuku Juga Bisa Menjadi Penanda Kondisi Kanker
Bahkan ia bisa bersikap abusif atau melakukan tindak kekerasan pada orang terdekatnya, seperti pada pasangan atau anak-anaknya di masa yang akan datang.
Namun semua itu berisiko besar terjadi bila tidak ada penanganan dari ahlinya, seperti psikolog atau psikiater, sejak dini. (*)
#berantasstunting
Source | : | videostream,Duo Bujang |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar