Kista-kista larva itu muncul pertama kali ketika inang mencerna telur-telur mikroskopis lewat kotoran orang yang makan daging babi yang kurang matang, lapor Center For Disease Control.
Untungnya, dokter berhasil mengangkat cacing pita tersebut dari kepala Gerardo melalui pembedahan neurologis interloper.
Baca Juga: Berantas Stunting: Cegah Malnutrisi, Kemenkes akan Intervensi Gizi 211 Ribu Ibu Hamil di NTT
Gerardo pun dilaporkan sudah bisa kembali bekerja seperti sedia kala.
Meski begitu belajar dari kasus tersebut, mengonsumsi daging kurang matang memang sangat berisiko menimbulkan infeksi yang berasal dari cacing pita.
Melansir WebMD, cacing pita yang ikut tertelan ini dapat menyebabkan mual, kelemahan, diare, sakit perut, lapar atau kehilangan nafsu makan, kelelahan, penurunan berat badan, bahkan kekurangan vitamin dan mineral.
Dalam kasus yang jarang terjadi, cacing pita dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk memblokir usus, atau saluran yang lebih kecil di usus (seperti saluran empedu atau saluran pankreas).
Baca Juga: 2 Manfaat Tak Terduga Rutin Buang Air Besar
Jika larva cacing pita babi bergerak keluar dari usus, mereka dapat bermigrasi ke bagian lain dari tubuh dan menyebabkan kerusakan pada hati, mata, jantung, dan otak seperti yang dialami Gerardo.
Infeksi ini tentunya dapat mengancam jiwa yang mengalaminya.
Source | : | WebMD,Suar.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar