"Itu sebenarnya itu untuk memastikan saja, pengulangan. Dan itu kan air, kalau kena partikel kan akan merambat, jadi enggak harus dicelup gitu, kan enggak seperti itu," ujar Busroni menanggapi banyak pertanyaan netizen soal penyemprotan cairan yang tidak merata di seluruh tubuh.
Baca juga: Pendapat Ahli: Garam Himalaya Tidak Aman Untuk Penderita Hipertensi
Selain itu, Busroni juga menyebutkan, jika ada virus yang menempel, maka ia akan menempel pada permukaan tubuh yang mudah dijangkau, bukan pada area lipatan-lipatan tertentu.
"Misalnya ada partikel virus yang nempel kan enggak langsung ke lipatan-lipatan, dia pasti ke permukaan-permukaan yang sangat mudah tertempel, di situlah sasarannya (penyemprotan) kita," ujar dia.
Dengan semua upaya yang telah dilakukan, Busroni yakin perlakuan yang diberikan kepada WNI dari China sudah sangat maksimal dan sesuai dengan standar.
"Secara standar WHO, itu sudah dilakukan secara maksimal, ketika mereka mau berangkat, waktu di pesawat juga, lantas ketika turun juga diulang," kata Busroni.
Adapun penyemprotan yang dilakukan dengan posisi WNI sambil berjalan agar proses berjalan cepat.
Baca Juga: Berubah, Suhu Normal Tubuh Manusia Akibat Vaksin dan Antibiotik
"Maksudnya begini, supaya jalannya tidak menghambat, satu orang-satu orang kan lama. Jadi kepastian untuk dapat semprotan itu dapat. Coba satu orang-satu orang, 200 ini kan lama banget, itu sambil jalan saja dapat," jelas Busroni. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun News,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar