GridHEALTH.id - Sejak isu virus corona mulai jadi perbincangan di akhir 2019, hingga kini, tercatat ada lebih dari 23.000 oang di dunia yang terinfeksi virus asal Wuhan, China.
Virus corona telah menjangkit 28 negara besar di berbagai belahan benua, seperti Asia, Amerika, Eropa hingga Australia.
Dari puluhan ribu kasus tersebut, beruntungnya, hingga kini belum ada warga negara Indonesia (WNI) di Tanah Air yang positif terjangkit virus corona.
Namun sayang seribu sayang, ada satu WNI di Singapura yang terbukti positif terserang virus corona.
Dari laman Kompas.com, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Singapura (MoH), WNI berjenis kelamin wanita itu baru dinyatakan positif Selasa (4/2/2019) siang setelah sebelumnya disarankan untuk mendatangi Singapore General Hospital (SGH), Senin (3/2/2020).
Baca Juga: 54 Berita dan Informasi Fake Virus Corona, Fitnah dan Tipsnya jika Diikuti Berisiko Kematian
Diketahui, wanita berusia 44 tahun itu tidak pernah berkunjung ke China sebelumnya.
Bahkan, sejak wabah itu merebak, ia dikabarkan tidak pernah meninggalkan rumah majikannya yang berada di Jalan Bukit Merah itu.
WNI tersebut rupanya diduga terjangkit virus corona usai bersentuhan dengan sang majikan yang positif mengidap virus tersebut.
"Hasil tes mengonfirmasi infeksi 2019-nCoV pada sore ini."
"WNI ini merupakan pekerja asing yang bekerja pada seorang perempuan warga negara Singapura."
"Sebelumnya, ia dilaporkan sempat bersentuhan dengan majikannya yang juga dinyatakan positif terkena virus corona," demikian bunyi keterangan yang disampaikan seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi MoH, Selasa malam (4/2/2020).
Baca Juga: Almira Yudhoyono Alami Patah Tulang, Berapa Lama Penyembuhannya?
Lantas benarkah hanya bersentuhan dengan penderita virus corona langsung bisa tertular virus tersebut?
Belakangan muncul sebuah narasi bahwa gagang pintu menjadi salah satu media yang menularkan virus corona.
Para ilmuwan di Guangzhou China selatan, mendeteksi asam nukleat dari virus corona baru (2019-nCoV) pada gagang pintu di rumah seorang pasien yang didiagnosis menderita penyakit ini.
Zhang Zhoubin, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou mengatakan bahwa area lain yang rentan terhadap kontaminasi termasuk ponsel, keyboard, dan gagang keran.
Hal ini pun semakin diperkuat dengan pernyataan yang diunggah Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, sekitar 1,8 meter.
Penyebaran dari orang ke orang diperkirakan terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya menyebar.
Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.
Saat ini tidak jelas apakah seseorang bisa mengidap virus corona hanya dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya.
Namun dari sentuhan dengan obyek inilah, kita tidak sadar jika tangan kita rupanya kotor namun tetap menyentuh mulut, hidung, bahkan mata.
Baca Juga: Benarkah Obat Flu Oseltamivir Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand?
Oleh sebab itu, WHO dan para pakar kesehatan lainnya selalu memperingatkan untuk selalu mencuci tangan dengan baik, melindungi diri dari kontak dengan pengidapnya, tidak menggunakan alat makan secara bersamaan, memasak telur atau daging hingga matang sempurna, dan selalu menutupi hidung dan mulut tiap kali bersin atau batuk.
Terlepas dari itu, kini kabarnya WNI di Singapura tersebut rupanya dinyatakan sebagai kasus ke-21 yang berhasil diidentifikasi otoritas kesehatan Singapura.
Akibat hal tersbeut, pihak pemerintah Singapura mengimbau agar para WNI di Singapura untuk waspada. (*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,CDC,WHO |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar