GridHEALTH.id - Sejak Imlek tahun 2020 ini, berita mengenai infeksi virus corona tetap menjadi pembahasan utama banyak media.
Tak hanya di China, media-media di Eropa, Inggris, America, Afrika, juga Asia setiap hari selalu menurunkan berita mengenai update terbaru virus corona Wuhan ini.
Baca Juga: Benarkah Obat Flu Oseltamivir Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand?
Hal tersebut wajar karena virus corona sudah menjadi wabah, khususnya di China.
Sampai-sampai banyak negara yang menutup pintu masuk ke negaranya bagi warga China.
Korban karena wabah virus corona, melansir Reuters, jumlah korban meninggal dunia di China naik menjadi 425 orang pada Senin malam.
Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional, angka itu naik 64 jiwa dari hari sebelumnya.
Baca Juga: Buah Impor Diduga Tularkan Virus Corona, Badan Pengawas Makanan Langsung Buat Pengumuman
Semua kematian baru terjadi di provinsi Hubei tengah, pusat penyebaran virus.
Karenanya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa waktu lalu dengan tegas menyatakan jika virus corona sebagai darurat globali.
Adapun jumlah total yang terinfeksi virus corona di China naik 3.235 orang.
Sehingga mencapai 20.438 orang pada hari Selasa (4/2).
Setidaknya ada 151 kasus infeksi virus corona di 23 negara dan wilayah lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Hong Kong, dan Inggris.
Malah CDC mengonfirmasi beberapa kasus baru di Amerika Serikat.
Karenanya total kasus ibfeksi virus corona di AS sebanyak 11 orang, termasuk seorang pasien di California yang terinfeksi melalui kontak dekat dengan seseorang di rumah yang sama yang telah terinfeksi di Tiongkok.
Tapi, masyarakat Taiwan sepertinya tak acuh dengan wabah global virus Corona ini.
Mereka tetap tenang, mendapati setiap pemberitaan mengenai virus corona yang sudah menjangkau America, Inggris, bahkan beberapa negara Asia.
Baca Juga: Almira Yudhoyono Alami Patah Tulang, Berapa Lama Penyembuhannya?
Justru masyarakat Taiwan sekarang ini sedang khawatir mengenai infeksi virus musiman, karena rutin melanda negaranya.
Virus musiman tersebut tidak lain virus H1N1, yang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini menurut Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan sudah ada 56 orang meninggal karenanya.
Melansir South China Morning Post, mengenai virus H1N1 yang kini menjadi isu menakutkan bagi masyarakat Taiwan ketimbang virus corona, pejabat CDC berhenti mengumumkan jumlah kematian dalam sepekan terakhir.
Namun media lokal melaporkan jumlah korban meninggal bertambah menjadi 13 kasus hingga awal tahun ini.
Memang wabah virus corona sudah masuk Taiwan, ada 10 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Taiwan, yang berasal dari kota daratan Wuhan, dan sejauh ini tidak ada kematian.
Tapi menurut Kantor Berita Pusat Taiwan, 13 korban tersebut yang berusia 47 hingga 97 tahun, bukan meninggal karena virus corona, tapi karena virus H1N1. Alias infeksi musiman virus flu babi.
Satu fakta yang mengagetkan mengenai kematian seorang wanita usia 80 tahun yang menderita demam pada akhir Desember.
Baca Juga: Hamil Anak Pertama Chacha Frederica Alami Kram Kaki dan Nyeri Punggung
Dilaporkan meninggal karena pneumonia dan kegagalan pernapasan di rumah sakit.
Tapi menurut Kantor berita pusat Taiwan yang mengutip pernyataan dokter CDC, Lin Yung-ching, wanita itu telah menerima vaksin flu sebelum tertular flu
Baca Juga: Benarkah Obat Flu Oseltamivir Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand?
Lin mengatakan bahwa sisa pasien yang meninggal karena komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan yang terkena flu belum menerima vaksin.
Pejabat CDC mengatakan H1N1 telah menjadi tipe virus dominan di Taiwan selama tiga bulan terakhir.
"Selama musim ini, ada 771 kasus influenza dengan komplikasi parah sejak 1 Oktober, termasuk 56 kematian," kata seorang juru bicara.
Dari kasus yang parah, 41% lainnya berada di kelompok usia 50-64, katanya.
Baca Juga: Jarang Disadari, 7 Tanda Ini Bisa Jadi Awal dari Pertumbuhan Kanker Serviks
Juru bicara itu mengatakan, 98% dari pasien itu belum menerima vaksin flu dan hampir 80% memiliki penyakit kronis.
Dia meminta warga untuk segera mendapatkan vaksin flu demi melindungi diri mereka dengan lebih baik.
Dia mengatakan, tidak ada satu pun dari 43 pasien yang meninggal akibat komplikasi flu dalam tiga bulan terakhir yang telah divaksinasi.
Baca Juga: Berantas Stunting: Faktor Gizi Buruk Jadi Penyebab Utama Anak Stunting
CDC telah mengoperasikan kampanye vaksinasi influenza musiman sejak 15 November, menawarkan suntikan gratis kepada penduduk setempat dalam tiga kelompok: bagi siswa di sekolah dasar hingga sekolah menengah; pekerja perawatan kesehatan; dan warga senior.
Menurut perkiraan awal oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ASDi AS, setidaknya 1.300 orang telah meninggal akibat flu sejauh musim ini.(*)
#berantasstunting
Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Di Taiwan, flu babi lebih ditakuti ketimbang virus corona"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar