Padahal, skenario pemulangan 74 WNI dari kapal Diamond Princess telah dibuat oleh pemerintah, yaitu melalui jalur udara dan jalur laut.
Adapun skenario jalur laut dengan menggunakan KRI dr Soeharso menurut rencana dilakukan dengan rute Surabaya-Yokohama-Surabaya atau Surabaya-Yokohama-Natuna.
Baca Juga: Minum Kopi Sebelum Sarapan Justru Bisa Bikin Stres, Ini Kata Ahli
kendati demikian, seorang WNI sekaligus kru kapal bernama Sasa menyatakan kecewa jika para WNI dievakuasi melalui jalur laut.
"Kami memang upset (kecewa) karena mendengar di berita katanya mau dijemput dengan kapal medis dan penjemputannya (dari Indonesia ke Jepang) itu lama, 14 hari," kata Sasa, dikutip dari ABC News.
Menurutnya, proses evakuasi yang dilakukan pemerintah Indonesia akan sama saja dengan proses karantina yang diberikan pemerintah Jepang.
Baca Juga: Hypnobirthing, Rahasia Kate Middleton Hilangkan Rasa Sakit Selama Persalinan
"(Dengan jangka waktu selama itu), sama saja dengan kita dikarantina di sini dong. Jika sudah selesai dikarantina di sini, sebenarnya kita juga akan diberi free tiket pesawat dari perusahaan. Bayangkan, kita di sini bakal dikarantina 14 hari, kalau misalnya bakal dijemput pakai kapal, berarti nanti (bertambah) 14 hari lagi," kata Sasa.
Meski demikian, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menilai proses karantina di Jepang kurang efektif.
Source | : | Kompas.com,CDC,ABC News |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar