Menurut American Society for the Positive Care of Children menerapkan pola asuh yang buruk bisa berdampak pada anak, seperti ketidakmampuan anak untuk memiliki persahabatan dan hubungan jangka panjang, dan bisa menyebabkan gangguan psikologis pada anak.
Gangguan psikologisnya bisa menunjukkan tanda-tanda seperti rasa sedih yang terus-menerus, menghindari interaksi sosial, menyakiti diri sendiri atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri, berbicara tentang kematian atau bunuh diri, ledakan emosi yang ekstrem, perubahan drastis dalam suasana hati, perilaku atau kepribadian, kesulitan berkonsentrasi, sulit makan dan tidur.
Selain itu, pola asuh yang buruk juga bisa membuat anak jadi depresi hingga harga diri yang rendah, dan membuat anak lebih rentan terhadap perilaku kriminal.
Contoh, anak bisa menjadi pelaku kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuh.
Dilansir dari nypost.com, terdapat hasil studi yang dilakukan di The Norwegian University of Science and Technology yang mengungkapkan bahwa banyak para narapidana kelas berat yang ternyata memiliki sejarah pola pengasuhan yang lalai atau bahkan cenderung kaku dengan menerapkan prinsip otoriter.
Source | : | nypost.com,ncbi,mayoclinic,Parenting First Cry |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar