GridHealth.id - Siapa sangka kalau remaja berusia 15 tahun bisa bunuh bocah 6 tahun akibat gemar nonton film horor dengan sosok psikopat?
Parahnya, tidak sedikit warganet yang justru menjuluki remaja tersebut sebagai seorang psikopat.
Padahal remaja usia 15 tahun masih tergolong usia di bawah pengawasan orang tua.
Jadi jenis tontonan film pun perlu dibatasi sesuai golongan usia, baik anak maupun remaja.
Baca Juga: Bunuh Bocah 5 tahun Akibat Hobi Nonton Film Horor, Ternyata Ini Dampaknya Pada Psikologi Anak
Seperti studi 2015 yang tercatat dalam Institute of Medicine dan National Research Council, menyatakan anak-anak muda termasuk remaja bergantung pada orang tua sebagai pemberi perawatan primer baik di dalam maupun luar rumah, ini bertujuan untuk melindungi keselamatan dan perkembangan kesehatan anak.
Hal seperti ini secara tidak langsung merupakan akibat dari orang tua yang salah menerapkan pola asuh anak, sehingga bisa berdampak pada kondisi psikologi anak.
Baca Juga: Baik Bagi Kesehatan Anak, Alasan Jokowi Sering Ajak Jan Ethes Bermain
Menurut American Society for the Positive Care of Children menerapkan pola asuh yang buruk bisa berdampak pada anak, seperti ketidakmampuan anak untuk memiliki persahabatan dan hubungan jangka panjang, dan bisa menyebabkan gangguan psikologis pada anak.
Gangguan psikologisnya bisa menunjukkan tanda-tanda seperti rasa sedih yang terus-menerus, menghindari interaksi sosial, menyakiti diri sendiri atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri, berbicara tentang kematian atau bunuh diri, ledakan emosi yang ekstrem, perubahan drastis dalam suasana hati, perilaku atau kepribadian, kesulitan berkonsentrasi, sulit makan dan tidur.
Selain itu, pola asuh yang buruk juga bisa membuat anak jadi depresi hingga harga diri yang rendah, dan membuat anak lebih rentan terhadap perilaku kriminal.
Contoh, anak bisa menjadi pelaku kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuh.
Dilansir dari nypost.com, terdapat hasil studi yang dilakukan di The Norwegian University of Science and Technology yang mengungkapkan bahwa banyak para narapidana kelas berat yang ternyata memiliki sejarah pola pengasuhan yang lalai atau bahkan cenderung kaku dengan menerapkan prinsip otoriter.
Oleh karenanya, kita sebagai orang tua perlu menghindari menerapkan pola asuh yang salah pada anak.
Dilansir dari parenting firstcry berikut ini beberapa tanda pola asuh yang buruk:
1. Menegur anak secara berlebihan
2. Mendisiplinkan anak di hadapan banyak orang
3. Hanya memberi nasihat, tanpa memberi dorongan atau dukungan
Baca Juga: Berantas Stunting; Khasiat Labu Siam Untuk Cegah Anak Lahir Pendek
4. Tidak memberi kasih sayang
5. Membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain
6. Tidak bangga dengan prestasi anak
7. Menggunakan nada tinggi saat mengkritik
8. Tidak menghormati perasaan anak
9. Menjadi contoh yang buruk dengan memperlihatkan kebiasaan buruk
11. Tidak memberi anak pilihan dan kesempatan
12. Terlalu banyak memanjakan anak
13. Menjadi terlalu atau overprotektif
14. Tidak mempercayai anak
Baca Juga: Buang Air Besar Kurang dari 2 Kali Seminggu Bisa Sebabkan Anak Trauma
Dengan demikian, mari kita bersama-sama membangun rasa saling menghormati dengan melakukan komunikasi yang terbuka, sehingga memungkinkan anak untuk melakukan kesalahan dan mendorong mereka untuk pulih dari kegagalan mereka.
Suatu hal yang harus diingat setiap orang tua, tidak membebani anak dengan pembatasan dan membiarkan anak tumbuh sambil bersenang-senang dan bersosialisasi.
Hal ini jauh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental mereka. (*)
#berantasstunting
Source | : | nypost.com,ncbi,mayoclinic,Parenting First Cry |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar