Kompas.com
Ahli khawatirkan jika Indonesia lakukan lockdown seperti Italia
"Kalau di Italia , pasien yang terkena corona itu diinvestigasi, diikuti, dia ketemu siapa saja, pakai CCTV. Dia ke mana saja, lewat mana saja, ke bar ketemu siapa saja. Semua orang yang interaksi sama dia itu dicek. Makanya angkanya membludak karena sistem yang sangat baik," ungkapnya.
Baca Juga: Update Covid-19; 1 Dokter dan 3 Suster Rumah Sakit di Jakarta Diisolasi, Isi Pesan Berantai yang Membuat Snewen
View this post on Instagram
Saya membuat 4 video yang mudah-mudahan bisa membantu teman-teman di Indonesia. 2 minggu yang lalu jumlah pasien corona di Italia adalah 14 orang dan sekarang sudah mencapai diatas 10.000, pemerintah Italia melakukan test corona sebanyak lebih dari 30.000 orang sedangkan Perancis hanya 3.000 dan German 4.000 makanya angka pasien #corona di Italy paling tinggi di Eropa. #coronavirus #covid19 ini masalah serius bukan main-main, ini masalah global bukan masalah Cina atau Italia saja. Ini saatnya kita bersatu sebagai warga negara dunia untuk bekerja sama dengan baik memerangi virus ini dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab. Hindari tempat publik, jika harus keluar rumah jaga jarak minimal 1m dengan orang lain dan no contact fisik sama sekali, hindari penggunaan uang cash, bersihkan semua barang yang biasa kita pegang dengan disinfectant. Memang angka kematian #covid19 2% tapi angka penyebarannya sangat cepat, self quarantine atau #lockdown satu negara diperuntukan untuk membantu sistem kesehatan publik supaya dokter dan suster bisa menyembuhkan pasien yang sudah terjangkit dan butuh pertolongan darurat, karena fasilitas kesehatan publik tidak akan cukup untuk memfasilitasi lonjakan pasien positif yang angkanya bisa mencapai ribuan. Semua tutup dari kantor, sekolah, universitas, tempat hiburan, pertandingan bola (bahkan @cristiano ronaldo pun dirumah saja), #milanfashionweek hari terakhir pun hanya pakai giant screen dan streaming saja, bahkan tempat ibadah pun tutup. Mari bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri dan orang lain. Karena rata-rata 1 pasien positive bisa minginfeksi 3 orang. Sementara anak-anak disini dilarang bertemu kakek-neneknya karena bisa dibilang anak-anak imune-nya kuat untuk #viruscorona tapi anak-anak juga bisa menjadi carrier #viruscorona yang baik. Cina, Italy dan negara-negara lain sudah mengalami kerugian ekonomi yang sangat besar dari dampak #lockdown karena bisnis semua shut down tapi ini demi kebaikan kita semua. Dan dampak positifnya adalah berkurangnya carbon footprint. Alam punya caranya sendiri untuk mencari keseimbangan. #forzaitalia #iorestoacasa #istayathome #italiazonarossa #lockdownitaly
A post shared by Asmara Abigail (@asmaraabigail) on Mar 11, 2020 at 8:31am PDT
Sementara itu, Nila Moeloek mengkhawatirkan jika Indonesia melakukan lockdown akan berimbas akan tingginya tindakan curang.
Baca Juga: WNA Positif Virus Corona yang Meninggal Miliki Riwayat Penyakit, Apa Saja Penyakit Pemberat yang Berisiko Covid-19?
"Sekarang lihat saja, waktu 2 orang dinyatakan (terinfeksi) Covid-19 , berapa banyak orang yang nimbun masker , hand sanitizer ?" ucapnya.
Terlepas dari itu, adapun cara lockdown yang dilakukan Italia, yaitu:
PROMOTED CONTENT
Komentar