GridHealth.id - Kini berjemur jadi tren yang dilakukan banyak orang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh demi mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Meski belum terdapat penelitian yang secara langsung menunjukkan bahwa berjemur dapat mencegah penularan virus corona (Covid-19), tetapi dengan berjemur bisa membuat tubuh kita mendapatkan vitamin D yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Studi tahun 2011 yang tercatat dalam Journal of Humanities and Social Science, menyebutkan bahwa implikasi dari defisiensi vitamin D pada sistem kekebalan tubuh menunjukkan ada peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan diatesis, dalam inang yang rentan secara genetik terhadap autoimunitas.
Tak hanya itu, menurut National Health Service (NHS), tubuh kita membutuhkan vitamin D untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat dari makanan kita. Mineral-mineral ini penting untuk kesehatan tulang, gigi, dan otot.
Baca Juga: Berjemur di Bawah Sinar Matahari. Solusi Hadapi Corona Menurut Dokter Spesialis Paru dari Bekasi
Sebaliknya, apabila tubuh kekurangan vitamin D dapat menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah, yang dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang.
Pada anak-anak, misalnya, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis. Pada orang dewasa, itu dapat menyebabkan osteomalacia, yang menyebabkan nyeri dan nyeri tulang.
Dengan demikian, meski dengan berjemur bukan berarti kita bisa secara langsung terhindar dari infeksi virus corona, tetapi pada dasarnya berjemur memang bermanfaat bagi tubuh.
Sehingga tren masyarakat dalam berjemur bukanlah hal yang salah, melainkan menghasilkan manfaat yang baik.
Malahan, tak sedikit warganet yang pamer berjemur di sosial media Instagram.
Bahkan banyak juga yang mengatakan bahwa waktu berjemur mulai pukul 8 pagi, ada juga yang menyebut pukul 11, dan lain-lain.
Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, dr Dewi Inong Irana, Sp.KK, menyatakan bahwa waktu berjemur di Indonesia untuk mendapatkan vitamin D terbaik adalah pukul 10-15 WIB, 9-10 WITA, dan 9-10 WIT.
Hal ini disampaikannya dalam infografik yang informasinya bersumber dari berbagai jurnal ilmiah.
Durasi berjemur juga perlu diperhatikan, yaitu selama 15-30 menit selama 4-6 kali dalam seminggu.
Untuk mempraktikkan tata cara yang tepat dalam berjemur, dr Dewi juga membagikan hal-hal yang perlu maupun tidak perlu dilakukan.
Baca Juga: Benarkah Memakai Tabir Surya Efektif Cegah Kanker Kulit, Ini Kata Ahli
Menurut pemaparannya, berikut hal yang perlu dilakukan saat berjemur.
- Gunakan tabir surya khusus wajah atau topi berdaun lebar sekitar 20cm
- Perbanyak konsumsi vitamin D. Jenis makanan yang banyak mengandung vitamin D seperti kuning telur, hati sapi, jamur, ikan jenis tuna, sarden, dan salmon.
Sebaliknya, kita juga tidak perlu melakukan beberapa hal saat berjemur.
- Berjemur terlalu lama
Terlalu lama berjemur berisiko terkena kanker kulit akibat sinar UV C.
Berbeda dengan 20 tahun yang lalu, sinar UV C (penyebab kanker) belum masuk ke bumi, sehingga masih aman apabila berjemur dalam waktu yang lama.
- Berjemur tidak disarankan untuk sebagian orang
Baca Juga: Suplemen Vitamin D Bisa Memperlambat Kanker Prostat, Begini Faktanya
Hal ini berlaku pada orang yang memiliki dermatitis foto kontak alergi atau alergi terhadap sinar matahari. Juga pada orang dengan lupus.
Baca Juga: Atasi Tulang Lemah Dengan Kalsium dan Vitamin D
Kita juga tetap bisa berjemur apabila cuaca berawan atau mendung, karena cuaca berawan hanya menyaring sekitar 20% dari sinar UV, sehingga kita tetap bisa berjemus meskipun tidak ada sinar matahari.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | ncbi,NHS |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar