"Ini memberi tanda 'OK' bagi sel induk untuk terus maju dan berkembang biak membangun kembali seluruh sistem," ungkap Profesor Valter Longo dikutip dari telegraph.co.uk, Kamis (05/06/2014).
"Kabar baiknya adalah tubuh menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama puasa," katanya.
Baca Juga: Balita Positif Covid-19 di Jogja Dinyatakan Sembuh, Orangtua Diingatkan Jaga Daya Tahan Tubuh
Melihat kondisi dunia saat ini yang tengah dilanda pandemi global Covid-19, memungkinkan para umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus selama 12 jam sekaligus mencegah infeksi virus corona (Covid-19).
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian Profesor Valter Longo yang menyebutkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, maka dengan berpuasa bisa dijadikan sebagai benteng perlindungan diri terhadap infeksi virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Propolis Terbukti Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Lawan Covid-19
Lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa dengan menjalankan puasa yang berkelanjutan, memaksa tubuh menggunakan cadangan glukosa dan lemak.
Akibatnya dapat merusak sel darah putih lama. Namun, hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru.
Source | : | WHO,kompas,telegraph.co.uk |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar