"Kami punya data dua-duanya. BNPB kumpulkan data dari daerah dan Kemenkes, kami sandingkan. Tapi karena jubirnya Pak Yuri, jadi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kami publikasikan," tuturnya.
Agus membenarkan jika data antara pemerintah pusat dan daerah terkait Covid-19 tidak sinkron.
"Jadi seperti yang slide 2 baris terakhir, kan kita sedang membangun Lawan Covid-19 aplikasinya dan aplikasi ini memang kita, kita dapat feeding dari Kemkes memang terbatas datanya.
"Jadi kita memang belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau yang terbuka. Itu memang salah satu kendala saat ini, tapi kita sudah berusaha melakukannya, salah satunya Lawan Coviditu dan besok aka ada tanda tangan MoU untuk membuka datanya," jelasnya.
Meski demikian, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Dany Amrul Ichdan meminta agar hasil riset yang bertujuan membangun kolaborasi data dapat dipaparkan detail di dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar