GridHealth.id - Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, dinyatakan 10 kali lebih mematikan daripada virus flu babi (H1N1), yang menyebabkan pandemi pada 2009. Hal itu dikonfirmasi oleh World Health Organization (WHO).
Baca Juga: Update Covid-19; Obat Diuji Coba WHO Untuk Infeksi Corona Tunjukan Hasil Positif
“Kami tahu bahwa COVID-19 menyebar dengan cepat, dan kami tahu itu mematikan - 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009.” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, seperti dilansir AFP, Senin (13/4/20).
Jika dibandingkan, per 13 April 2020 wabah virus corona (Covid-19) telah menewaskan 119,595 orang di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: WHO; Lebih dari 22.000 Petugas kesehatan di Dunia Terinfeksi Covid-19
Padahal, pandemi Covid-19 baru terhitung empat bulan, di mana pandemi ini di mulai pada Desember 2019 dari Kota Wuhan, China.
Sementara flu babi (H1N1), menewaskan 18.500 orang.
Seperti diketahui, flu babi (H1N1) merebak pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009.
Virus itu kemudian menyebar ke Afrika dan Asia Tenggara.
WHO lantas menyatakan flu babi sebagai pandemi pada Juni 2009, dan pada Agustus 2010 pandemi itu dinyatakan berakhir.
Namun, menurut lembaga kesehatan Lancet, memperkirakan jumlah korban flu babi (H1N1) antara 151.700 sampai 575.400 orang.
Baca Juga: Jangan Takut Merawat Pasien Covid-19 di Rumah, Ikuti Prosedur WHO Ini
Lebih lanjut, Tedros mengatakan, satu-satunya cara untuk benar-benar menghentikan penyebaran virus adalah vaksin.
"Bukti dari beberapa negara memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang virus ini, bagaimana perilakunya, bagaimana menghentikannya dan bagaimana mengobatinya," kata Tedros.
Baca Juga: WHO; Tips Makan Sehat Selama Karantina di Tengah Wabah COVID-19
"Kita tahu bahwa virus dapat menyebar dengan lebih mudah di lingkungan yang penuh sesak seperti rumah jompo," lanjut Tedros.
Tedros menyatakan kasus virus corona (Covid-19) sangat cepat melonjak dan penurunannya lambat. Maka dari itu, dia berharap seluruh negara gencar melakukan deteksi dini, serta melakukan isolasi dan melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien untuk mencegah penyebaran virus.
“Kami tahu bahwa penemuan kasus awal, pengujian, isolasi, perawatan untuk setiap kasus, dan melacak setiap kontak sangat penting untuk menghentikan transmisi.”
"Menunjukkan bahwa di beberapa negara kasus meningkat dua kali lipat setiap tiga hingga empat hari, penyakit ini berakselerasi cepat tetapi “melambat jauh lebih lambat,” kata Tedros.
Baca Juga: Dalam Upaya Hadapi Corona WHO Uji Coba 4 Obat Ini di 10 Negara, Indonesia tidak Ada Dalam Daftar
"Dengan kata lain, jalan turun jauh lebih lambat daripada naik," katanya.
"Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika sudah bisa menjamin keamanan kesehatan masyarakat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak," katanya.
Baca Juga: WHO Mengatakan Virus Corona Covid-19 Melayang di Udara, Jaga Jarak 1 Meter Efektifkah?
Terlepas dari upaya yang dilakukan, WHO mengakui bahwa pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan transmisi virus Corona. Vaksin diperkirakan setidaknya ada pada 12 hingga 18 bulan lagi.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | afp.com,Worldometers |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar